Bahkan, hingga saat ini masih ada PSK menjajakan diri lewat jalur online yang seolah tak bergeming dengan apa yang dilakukan Andre Rosiade.
Sehingga, anggapan beberapa kalangan yang prihatin dengan PSK sebagai subjek dalam kasus Andre Rosiade ini bisa dimaklumi adanya. Sejak kasus Andre Rosiade ini merebak, penulis lantas ingat beberapa film India yang menceritakan tentang PSK atau ada kisah kecil tentang PSK di dalamnya.
Hal ini, bisa dijadikan gambaran, bagaimana film India sudah sedikit menggeser paradigma PSK dari subjek, menjadi objek.
Dari PSK yang dikisahkan terpaksa masuk dalam kubangan gelap dan menunggu laki-laki baik untuk menyelamatkannya, hingga mereka yang punya posisi sederajat dan melawan masyarakat yang terlalu munafik.
Pergeseran Gambaran PSK dalam Film India
Pada Era tahun 1950 an, beberapa film India kerap menggambarkan PSK sebagai wanita yang tidak layak untuk memenuhi hak-hak dasarnya sebagai manusia. Mereka kerap dianggap sebagai manusia kelas dua, di mana harus menerima mentah-mentah kemunafikan dari masyarakat.
Beberapa film seperti "Amar Prem" dan "Mausam" yang dirilis pada era itu, menunjukkan bagaimana masyarakat yang menggunakan jasa PSK lantas mencaci dan turut serta sok-sokan suci menghakimi para wanita itu dengan dalih norma sosial.
Apa yang ada dalam film "Amar Prem" dan "Mausam" ini seperti gambaran "operasi tangkap tangan" PSK yang dimotori oleh anggota DPR RI.
Sebagaimana saya singgung di atas, salah satu media online sempat mewawancara sang PSK berinisial NN dan mengaku "dipakai" dulu sebelum digrebek.
Lebih parah lagi, sang penjebak atau laki-laki yang memakai jasa PSK itu masih menawar harga yang sudah disepakati. Bisa jadi skema ini akan menjadi standar operasional prosedur dalam menangkap tangan PSK yakni dengan tiga bagian: tawar, pakai, lalu grebek. Duh.
Kembali lagi ke film India. Pada tahun 1975 gambaran ekstrem tentang PSK sebagai masyarakat kelas dua ditunjukkan secara gamblang oleh film berjudul "Mausam". Film yang diperankan Sharmila Tagore ini, dalam beberapa adegan sangat diskriminatif.