Mohon tunggu...
Muchammad Soffa
Muchammad Soffa Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

SMAN 1 PRAMBON NGANJUK

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Siraman Rohani ala Kami

17 Mei 2020   13:30 Diperbarui: 17 Mei 2020   13:33 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Memberikan siraman rohani merupakan kewajiban kita semua selaku hamba Allah. Memberikan siraman rohani tidak harus kita menunggu dulu jadi ustadz atau kyai baru memberikan siraman rohani kepada saudara kita. 

Dalam satu keluarga Bapak bisa memberikan siraman rohani kepada istri dan anak anaknya nanti bergantian dengan istri memberikan siraman rohani. Demikian juga kita bergaul dimasyarakat kita bisa memberikan siraman rohani kepada saudara kita melanggar norma agama.

Bagaimana cara kami memberikan siraman rohani kepada mereka pertama melihat tempat. Tempat merupakan alasan utama bagi kami menentukan materi yang akan disampaikan kalau materi belum ditentukan. Berapa orang jamaah hadir pada pertemuan tersebut dipos kampling, dimusholla atau masjid

Kedua berpakaian merupakan pertimbangan tersendiri bagi mereka sebelum memberikan siraman rohani kepada saudaranya. Misal umat Islam sebelum memberikan siraman rohani harus menggunakan pakaian gamis atau baju Koko. 

Kebiasaan semacam ini melekat pada diri manusia khususnya masyarakat indonesia sehingga menjadi kebiasaan kalau tidak boleh kami katakan budaya. 

Baju gamis dan baju Koko bagi kami hanya hiasan bukan tujuan dalam memberikan siraman rohani kepada saudara kita. Pakaian bagi kami bebas sebelum memberikan siraman rohani terpenting menutup aurat. Bagi laki laki batas aurotnya adalah pusar sampai dengan lutut sedangkan perempuan seluruh tubuh kecuali muka dan wajah.

Pernah suatu hari kami khutbah Jum'at disebuah masjid dengan memakai kaos . Dari tatapan jamaah kami sadar bahwa mereka mempertanyakan atau mempermasalahkan pakaian sedang kami pakai. Kesempatan baik itu kami pergunakan mengambil sebuah topik " Cara Berpakaian Umat Islam" . 

Kami menjelaskan perlahan bagaimana seharusnya umat Islam berpakaian tidak ada kewajiban baju gamis apalagi Koko dalam setiap kita beribadah kepada Allah. Baik itu mengerjakan ibadah sholat maupun dalam beribadah lainnya umat Islam bebas mengenai cara berpakaian terpenting menutup aurat baik laki-laki maupun perempuan.

Ketiga materi dan dilanjutkan tanya jawab memberikan efek positif bagi para jamaah. Sebelum kami memberikan materi dan dilanjutkan tanya jawab kami memberikan memberikan gambaran terlebih dahulu masyarakat kita. 

Masyarakat kita terbagi dalam anak, remaja dan dewasa agar mudah maka kami sederhanakan remaja atau anak anak muda  dan dewasa Kategori pertama adalah anak anak muda atau anak remaja kedua orang dewasa. 

Memberikan siraman rohani kepada remaja tidak bisa langsung pada pokok persoalan dihadapi. Misal masalah pergaulan antara laki-laki dan perempuan. 

Peserta atau jamaah diberikan dahulu narasi sehingga para remaja mempunyai gambaran bagaimana pergaulan antara laki-laki dan perempuan harus dilakukan.

Seorang remaja mempunyai keingintahuan besar sekali untuk mengetahui sesuatu. Sesuatu tersebut tidak perlu kami sampaikan secara utuh agar mereka mempunyai kesempatan untuk bertanya. 

Model semacam ini selalu kami terapkan dalam setiap memberikan siraman rohani. Orang mampu bertanya berarti menyimak materi apa yang kita sampaikan barusan. Setiap pertanyaan kita simpan dahulu menunggu sebentar teman lainnya mungkin ada yang bertanya juga.

Pertanyaan sama digabungkan menjadi satu  sehingga meminimal waktu diberikan kepada kita. Pertanyaan yang diberikan kepada kita tidak langsung kami jawab tetapi kami lempar kembali kepada pada jamaah. 

Tujuan melempar kembali pertanyaan itu kepada para jamaah adalah pertama untuk menghidupkan suasana. Suasana meriah disukai para remaja sehingga siraman rohani yang kita inginkan berhasil. 

Kedua memberikan kesempatan pada para jamaah lain memberikan jawaban sehingga menimbulkan interaksi positif di kalangan para jamaah.

Pertanyaan seputar anak remaja sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan tidak lepas dari boleh tidaknya berpacaran, berhubungan secara jasmani dengan topik pergaulan remaja. " Zaman sekarang tidak boleh pacaran". seorang remaja bertanya. Jawaban kita agar tidak menyinggung mereka dan siraman rohani berhasil maka harus diajak dulu melihat akibat orang berpacaran. 

" Kami tidak berhak melarang apalagi menyuruh kalian, silahkan kamu berpacaran sepuas puasnya tapi lihat akibat orang berpacaran. Akibat berpacaran banyak anak gadis dirugikan karena  hamil muda tanpa Bapak apa mau kita semua mngalami hal semacam itu.

 Mengenal lawan jenis salah satu  sifat manusia pemberian Tuhan. Dia akan otomotis tanpa berpacaran akan mengikatkan diri satu dengan lainnya dalam suatu rumah tangga. 

Jadi tanpa pacaran orang akan mengenal lawan jenis lebih banyak daripada berpacaran dahulu. Agama melarang hambanya berpacaran karena mengingat manfaatnya sedikit dan lebih banyak mudharatnya" penjelasan kami sedikit bisa difahami oleh mereka karena kami menggunakan bukti bukti yang ada di sekitar mereka.

Demikian juga siraman rohani diberikan kepada orang dewasa kami cenderung membuat mereka mengkerutkan  dahi mereka tanda mereka mau diajak berfikir. Memberikan siraman rohani kepada orang dewasa  kami juga menerapkan sistem tanya jawab seperti diatas. Materi kita sampaikan belum tentu dapat diterima langsung oleh mereka. 

Dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya materi kita sampaikan belum dimengerti akan lebih dimengerti setelah mereka selesai bertanya.

Materi kita angkat misalnya "Bunga Bank Haram". Materi ini sangat menarik sekali karena materi ini aktual dan hampir semua orang bersinggungan atau berhubungan dengan bank. 

"Bagaimana kalau kita sudah terlanjur pinjam di bank apakah kita tetap berdosa?" Seorang ibu bertanya pada waktu sesi tanya jawab. " 

Orang tidak mengetahui atau belum mengerti maka tidak terkena hukum, hukum agama berlaku bagi hamba Allah sudah mengetahui tetapi tetap melakukan atau mengerjakan perbuatan tersebut" jawaban kami kepada mereka.

 " Bagaimana hukumnya seseorang pinjam bank untuk naik haji ?" Tanya seorang ibu lainnya. Mungkin pembaca heran ini yang bertanya kok ibu ibu semua. 

Kebetulan kami diundang untuk memberikan siraman rohani kegiatan pengajian rutin  ibu ibu di balai desa." Beribadah kepada Allah sesuai dengan kemmapuan seseorang dalam sholat misalnya mampu berdiri maka berdiri, tidak mampu berdiri duduk tidak mampu duduk berbaring, tidak mampu memberi isyarat jika tidak mampu disholatkan.  

Demikian juga Ibadah haji jika hamba Allah ingin pergi berhaji maka menabung sedikit demi sedikit sampai biaya terpenuhi tidak perlu pinjam di bank. Sesuatu  yang baik diusahakan dengan cara cara yang baik untuk mencapai tujuan sehingga harapan juga baik. Dalam beribadah Allah tidak memberatkan hamba-Nya" jelas kami

Kesimpulan

Dari uraian diatas maka dapat kami sampaikan kesimpulan mengenai cara kami memberikan siraman rohani kepada saudara kita

1. Tempat merupakan alasan tersendiri bagi orang lain padahal dimana mana tempat sama saja kecuali sudah ditentukan olehNya misal masjid.

2. Pakaian pertimbangan tersendiri bagi orang lain bagi kami pakaian apapun terpenting menutup aurat

3. Memberikan  materi kepada jamaah tidak satu arah artinya setelah memberikan materi langsung pulang. Sedapat mungkin kami usahakan tanya jawab sehingga mereka pulang dengan hati lapang dan wajah cerah cemerlang

Demikian uraian singkat bagaimana kami melakukan siraman rohani kepada keluarga dan masyarakat. Semoga coretan sedikit ini mampu memberikan pencerahan minimal diri penulis umumnya para pembaca Kompasian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun