Mohon tunggu...
Mubasir Arwani
Mubasir Arwani Mohon Tunggu... Accounting Officer -

supel,ceria,humoris dan baik hati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengaruh Kenaikan Dolar terhadap Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Semuli Raya

24 Oktober 2018   14:35 Diperbarui: 24 Oktober 2018   14:39 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disamping harga yang merangkak naik, ketidakpastian nilai tukar menyebabkan harga pun tidak bisa diprediksi. Hal tersebut diperparah lesunya minat beli konsumen.  

Pembeli pun enggan membeli barang elektronik baru. Hal tersebut disebabkan musim kemarau panjang sehingga masa paceklik pun datang sehingga turut serta menurunkan minat beli konsumen. Sebagai akibatnya memperparah terjadinya  kelesuan pasar.

Saat ini  meskipun dolar terjadi kenaikan, namun harga-harga komoditas ekspor seperti karet atau pun kopi tak mengalami kenaikan harga yang signifikan. 

Bahkan cenderung stabil. Padahal menurut Pak Romi(44 tahun)sebagai penyadap getah karet,  biasanya harga karet mengalami kenaikan jika nilai tukar dolar naik. N

amun saat ditemui penulis di Pasar Semuli Raya. Beliau cerita jika harga karet tidak ada perubahahan harga. Sebagai contoh jika minggu ini naik Rp. 200 per kilo, minggu depan sudah turun lagi. Untuk harga karet mingguan hanya berkisar harga Rp.6.000 -- Rp.6.200,-/kg ditangan tengkulak, dan untuk harga karet setengah bulanan hanya berkisar harga Rp. 7.000 -- Rp.7.100,-/kg. 

Sangat berbeda dengan krisis yang terjadi beberapa tahun yang lalu dimana harga karet bisa mencapai harga Rp.20.000/kg. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi petani karet.

Kembali lagi penulis mencoba menelusuri beberapa pedagang di Pasar Semuli Jaya. yang memiliki jarak sekitar 7 km dari pasar induk sebagai bahan perbandingan, lagi-lagi penulis menemukan kesamaan kesaksian para pedagang. Menurut Bu Yatinem(50tahun) penjual sayuran dan sembako, mengatakan harga-harga  tidak ada kenaikan malah cenderung mengalami  penurunan. 

Namun berbeda bagi penjual ayam potong. Menurut Pak Joko(42 tahun),kenaikan dolar terhadap rupiah sangat berpengaruh signifikan terhadap harga ayam potong, menurutnya kenaikan harga ayam potong umumnya terjadi  saat  menjelang puasa atau lebaran serta  hari-hari besar keagamaan. 

Namun saat dolar naik seperti ini, juga berpengaruh terhadap harga ayam potong. ditingkat pengecer seperti mereka dolar naik atau turun tidak berbeda,keduanya akan membuat harga ayam potong di pasaran terjadi fluktuasi.

Untuk pedagang sayur seperti kangkung dan bayam sama sekali tidak terpengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar.Menurut Bu Alif(25tahun), malah sekarang harganya turun dari harga Rp.2.500/ikat, sekarang harganya hanya Rp.700 -- Rp.1.000 /ikat. 

Penurunan harga sayuran sekarang ini disebabkan musim kemarau panjang sehingga  tanaman palawija dan padi tidak bisa tumbuh baik, sehingga banyak petani yang memilih menanam sayuran dimana perawatan yang lebih mudah dan jangka panen yang singkat sehingga banyak yang memanfaatkan lahan kering atau sawah yang tidak bisa ditanami. Sehingga mereka beramai-ramai menanam sayuran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun