Mohon tunggu...
Mubasir Arwani
Mubasir Arwani Mohon Tunggu... Accounting Officer -

supel,ceria,humoris dan baik hati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pengaruh Kenaikan Dolar terhadap Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Semuli Raya

24 Oktober 2018   14:35 Diperbarui: 24 Oktober 2018   14:39 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 Beberapa hari ini terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dimana sekarang rupiah sudah menyentuh nilai Rp.15.200 per dolar AS. meskipun hari ini nilai tukar rupiah sdikin bergerak naik di angka Rp. 15.180,65 per dolar AS(https://kursdollar.net/).Namun hal tersebut sangat memprihatinkan. Tetapi menurut Ibu Sri Mulyani, nilai tukar tersebut masih termasuk wajar dan aman. Padahal dalam kenyataanya negara sangat dirugikan dengan kenaikan dolar tersebut.

Menurut Pengamat Ekonomi Sumsel dari Unsri, Yan Sulistiyo mengatakan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar ini akan mengoreksi semua harga yang mendukung kehidupan masyarakat.(palembang.tribunnews.com). Kenaikan harga dolar ini akan memicu kenaikan harga bahan bakar minyak yang nantinya akan berimbas pada semua lini masyarakat, termasuk harga  bahan pokok dan listrik.

Namun hal tersebut tidak lantas berpengaruh langsung terhadap harga kebutuhan pokok (sembako) di pasar tradisional. Seperti pengamatan penulis, di pasar induk Semuli Raya. Kenaikan dolar terhadap rupiah tidak terlalu berpengaruh terhadap harga kebutuhan pokok seperti cabai,bawang merah dan bawang putih juga beras. Rata-rata tidak ada kenaikan. Malah seperti tomat dan bawang putih mengalami penurunan harga antara Rp.2.000-Rp.3.000/kg.

Menurut Pak Muslih(49 tahun) selaku pejual sembako, bahwa kenaikan dolar tidak berpengaruh apa-apa terhadap harga-harga sembako. Malah cenderung terjadi penurunan harga. 

Menurutnya, harga sembako dan sayuran serta komoditas palawija lebih terpengaruh oleh cuaca dan distribusi dari produsen atau petani sampai pasar daripada terhadap dolar. 

Sebagai contoh jika musim hujan dan banjir, maka harga-harga  naik karena terjadi ketelatan pengiriman barang serta terjadinya gagal panen sehingga terjadi kelangkaan barang. Sebagai contoh bawang merah brebes sekarang cenderung stabil saat musim kemarau seperti ini. 

Namun berbeda jika musim hujan yang berkepanjangan, biasanya tanaman bawang terjadi pembusukan atau terjadi banjir sehinga gagal panen, hal tersebut yang menyebabkan kenaikan harga.

Berbeda lagi menurut Vika(26 tahun) selaku penjual alat-alat elektronik. Menurutnya harga-harga alat elektronik sangat tergantung terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar, itu dikarenakan  alat elektronik merupakan barang-barang impor. Dimana barang-barang  tersebut sangat terpengaruh terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. 

Tak berbeda menurut Maskan(55 tahun) bahwa harga elektronik merangak naik. Sebagai contoh harga mesin cuci yang bulan lalu harga Rp.2.750,000,- per unit. Namun bulan ini tiap minggu belanja, melalui sales terjadi kenaikan harga antara Rp. 50.000 -Rp. 75.000 per unit. Juga untuk beberapa jenis alat elektronik seperti freezer dan televisi layar datar juga mengalami kenaikan harga yang signifikan.

 Memang kenaikan harga tidak lantas langsung naik tinggi. Namun menurut Pak Supri(41 tahun) yang juga penjual alat-alat  elektronik. Harga jual sekarang terkadang tak sesuai untuk bisa buat belanja lagi. Karena harga jual terkadang lebih rendah dibanding saat belanja kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun