Mohon tunggu...
Muawenah Wina
Muawenah Wina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tinjauan Teori Humanisme dan Implementasinya dalam Konteks Pembelajaran

25 Mei 2024   12:38 Diperbarui: 25 Mei 2024   12:43 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 Teori humanisme berkembang pada pertengahan abad ke-20 sebagai reaksi terhadap teori psikodinamik dan behavioristik. Para ahli humanis berpendapat bahwa perilaku manusia tidak bisa dijelaskan hanya sebagai hasil dari konflik bawah sadar atau kondisioning yang sederhana. Mereka menekankan pentingnya pengalaman sadar yang bersifat subjektif dan kemampuan untuk mengarahkan diri sebagai fokus utama.

Secara etimologi, Humanisme berasal dari kata Latin "humanus" yang berarti karakteristik atau sifat manusiawi. Secara terminologi, Humanisme mengacu pada martabat dan nilai setiap individu, serta usaha untuk mengembangkan kemampuan alamiahnya, baik fisik maupun non-fisik, secara optimal..  

Secara umum, teori belajar humanistik mencakup aktivitas fisik dan mental yang bertujuan memaksimalkan proses perkembangan individu. Lebih spesifik, pembelajaran diartikan sebagai upaya untuk menguasai pengetahuan sebagai bagian dari pembentukan kepribadian secara menyeluruh. Pertumbuhan fisik saja tidak cukup untuk mencapai perkembangan perilaku; perubahan atau pertumbuhan terjadi melalui proses pembelajaran yang mencakup perubahan kebiasaan, peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

: Dalam konteks pendidikan, teori pembelajaran humanistik bertujuan mencapai sasaran yang selaras dengan pemahaman tentang sifat manusia. Tujuan utama pendidikan humanistik adalah memberdayakan siswa untuk menjadi mandiri, bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, mengembangkan kreativitas dan minat terhadap seni, serta menumbuhkan rasa ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka

: Teori Humanisme dalam konteks pembelajaran menawarkan sejumlah kelebihan dan keterbatasan. Meskipun menitikberatkan pada pertumbuhan pribadi, otonomi siswa, dan pengalaman belajar yang bermakna, namun terdapat juga beberapa kendala. Di bawah ini, diberikan penjelasan mendetail tentang keunggulan dan kelemahan Teori Humanisme.

1. Pemberdayaan Siswa
Fokus pada Pengalaman Belajar yang Bermakna
Teori Humanisme menekankan pengalaman belajar yang bermakna dan relevan bagi siswa. Hal ini melibatkan menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata mereka, mempertimbangkan minat dan kebutuhan mereka, dan menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi.

2. Lingkungan Pembelajaran Inklusif dan Mendukung
Teori Humanisme mendorong terbentuknya lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung. Guru memperhatikan kebutuhan serta keunikan individu siswa, menghargai perbedaan mereka, dan menciptakan suasana yang aman serta mendukung

Kekurangan Teori Humanisme, yaitu:

1. Kurangnya Struktur Salah satu kekurangan utama
Salah satu ciri dari Teori Humanisme adalah kurangnya struktur yang terdefinisi dengan jelas. Pendekatan ini cenderung lebih menekankan pada pengembangan pribadi dan pengalaman siswa daripada pada kurikulum dan isi pembelajaran yang terstruktur

2. Kurangnya Emphasis pada Kemampuan Kognitif
Teori Humanisme cenderung tidak memberi penekanan yang besar pada aspek kognitif pembelajaran, seperti pemahaman konsep dan pengetahuan. Lebih banyak perhatian diberikan pada pertumbuhan pribadi dan pengalaman belajar, yang dapat mengakibatkan pengabaian terhadap aspek kognitif.

3. Tidak Selalu Efektif untuk Semua Siswa
Meskipun Teori Humanisme memberikan pemberdayaan dan otonomi kepada siswa, pendekatan ini mungkin tidak tepat untuk semua siswa. Sebagian siswa mungkin memerlukan lebih banyak bimbingan dan pengawasan langsung, sedangkan pendekatan yang terlalu menekankan pada kebebasan dan tanggung jawab

4. Tantangan dalam Penilaian dan Evaluasi
Teori Humanisme sering kali menimbulkan tantangan dalam melakukan penilaian dan evaluasi yang bersifat objektif

D. Ciri-Ciri Belajar Menurut Aliran Humanisme
Teori belajar humanistik, yang dikembangkan oleh psikolog Amerika, Carl Rogers, memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan pendekatan belajar lainnya. Ciri-ciri ini meliputi

1. Menekankan pada Proses Aktualisasi Diri Masing-Masing Individu
Teori belajar humanistik menitikberatkan pada pengembangan diri individu sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

2. Proses Merupakan Hal Penting yang Menjadi Bagian dari Belajar
Teori belajar humanistik memandang proses belajar sebagai bagian integral dari belajar, bukan hanya hasil belajar. Proses ini memungkinkan individu untuk memahami diri dan lingkungannya, serta memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan dalam berbagai situasi.
3. Menjadi Lebih Partisipatif, Demokratis, dan Humanis
Penerapan pendekatan pembelajaran humanistik akan menghasilkan individu yang lebih partisipatif, demokratis, dan manusiawi dalam proses pembelajarannya

4. Meningkatkan Keinginan Diri untuk Belajar
Pendekatan pembelajaran humanistik membuat siswa lebih bersemangat dan meningkatkan minat belajar, karena mereka melakukannya dengan sukarela sesuai dengan keinginannya sendiri.

5. Menghargai Kebebasan dan Pendapat Orang Lain
Dalam proses belajar, individu juga menjadi lebih mampu menghargai kebebasan dan pendapat orang lain. Mereka menjadi lebih mampu mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi efektif, serta lebih mampu mengembangkan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain

6. Mengembangkan Potensi Diri
Teori belajar humanistik berupaya membantu individu mengembangkan potensi diri, memungkinkan mereka untuk menjadi seorang yang lebih baik dan lebih efektif dalam berbagai aspek kehidupan.

E. Prinsip-Prinsip Belajar Humanisme

Prinsip-prinsip Humanisme dalam konteks pendidikan mencakup pendekatan yang menekankan pada pengembangan individu secara holistik, memberdayakan siswa, menekankan pengalaman belajar yang bermakna, mengakui pentingnya emosi, serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang setiap prinsip:

1. Pertumbuhan Pribadi
Prinsip ini menekankan pada pengembangan individu dalam hal kepribadian, kreativitas, kepercayaan diri, dan kesadaran diri. Pendekatan Humanisme menganggap bahwa setiap individu memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang secara positif.
 

2. Pemberdayaan Individu
Prinsip ini memberikan tanggung jawab dan otonomi kepada individu dalam proses pembelajaran. Siswa diberikan kesempatan untuk mengatur dan mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga mereka merasa lebih bertanggung jawab dan terlibat dalam proses pembelajaran.

3. Pengalaman Belajar Bermakna
Humanisme menekankan pada pengalaman belajar yang bermakna dan relevan bagi siswa. Pengalaman belajar yang berkaitan dengan kehidupan nyata siswa dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran.

4. Kesetaraan Perasaan dan Fakta
Prinsip ini mengakui pentingnya emosi dan pengalaman subjektif dalam proses pembelajaran, sejajar dengan pengetahuan faktual. Humanisme menganggap bahwa emosi dan pengalaman individu memiliki nilai yang setara dengan fakta objektif.

5. Lingkungan Belajar yang Mendukung
Humanisme menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung di mana siswa merasa diterima dan dihargai. Lingkungan yang mendukung memungkinkan siswa untuk merasa nyaman dan termotivasi untuk belajar.

Pembelajaran menurut tokoh humanistik memiliki ciri khasnya masing-masing. Misalnya, Bloom dan Krathwohl menguraikan tujuan pembelajaran dalam tiga domain: kognitif, psikomotor, dan afektif. Honey dan Mumford membagi gaya pembelajaran menjadi empat jenis: aktivis, reflektif, teoris, dan pragmatis. 

Sementara itu, Habermas mengklasifikasikan pembelajaran menjadi pembelajaran teknis, praktis, dan emansipatoris, sedangkan Rogers menyoroti pentingnya pengalaman afektif dalam pembelajaran. Maslow menekankan pemenuhan kebutuhan psikologis individu dalam pembelajaran, sementara Kolb membagi proses pembelajaran menjadi empat tahap, mulai dari pengalaman konkret hingga konseptualisasi.

Penerapan teori humanistik dalam pembelajaran sering dihadapkan pada tantangan dalam mengubah konsep-konsep teoritis menjadi langkah-langkah praktis. Meskipun begitu, teori ini tetap memberikan pandangan penting tentang bagaimana mencapai potensi penuh individu dalam konteks pendidikan.

Dalam teori humanistik, pembelajaran bertujuan untuk membentuk individu yang mencapai aktualisasi diri. Guru perlu memperhatikan pengalaman emosional dan karakteristik peserta didik, serta memberi mereka kebebasan untuk mengarahkan perkembangan pribadi mereka.

Meskipun penerapan teori ini belum sempurna dalam praktiknya, kontribusinya sangat berharga. Ide-ide dan konsep-konsepnya dapat membimbing pendidik dalam memahami sifat-sifat dasar manusia, membantu mereka merumuskan tujuan, memilih materi, dan mengembangkan strategi pembelajaran.

Namun, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru dan struktur kurikulum yang kaku tidak selalu sesuai dengan prinsip-prinsip teori humanistik. Bagi teori ini, pembelajaran yang bermakna terjadi ketika siswa aktif terlibat dalam pengalaman belajar mereka sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun