Mohon tunggu...
Muara Alatas Marbun
Muara Alatas Marbun Mohon Tunggu... Guru - Alumni U Pe' I

Seorang lulusan yang sudah memperoleh pekerjaan dengan cara yang layak, bukan dengan "orang dalem", apalagi dengan "daleman orang"

Selanjutnya

Tutup

Film

Kepungan Perbedaan Narasi tentang G30S/PKI

4 Oktober 2020   19:51 Diperbarui: 4 Oktober 2020   20:01 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: IMDb dan ericsasono.com

Film Jagal mengisahkan seorang kakek tua yang ternyata memiliki pengalaman membunuh dan tertantang untuk membentuk film yang melibatkan pengalamannya tersebut dalam membunuh simpatisan PKI. 

Film Senyap mengisahkan seorang pria yang berkeliling mewawancarai "para pembunuh" kakaknya yang diduga tergabung PKI. Dua film ini cukup menggugah bagi saya karena menampilkan dua hal, yaitu kejujuran perilaku para "pemeran" dalam pengambilan gambar serta perasaan yang disampaikan dua pemeran utama pada masing-masing film.

Jika membandingkan ketiga film tersebut, mereka sesungguhnya tidak saling menabrakan narasi tapi menempati sudut pandang kejadian yang berbeda meskipun punya hubungan historis yang serupa. 

Film Pengkhianatan G30S/PKI lebih membicarakan major history dari kejadian pemberontakan tersebut, berbeda dengan film Jagal dan film Senyap yang mengambil sudut pandang pasca pemberontakan, dan itupun berlokasi jauh dari Pulau Jawa. Jadi cukup aneh bila menganggap film Jagal dan film Senyap merupakan kontra narasi dari film produksi PPFN tersebut, justru mereka berdiri pada narasi dan referensi kejadian yang berbeda namun berdampingan.

Tragedi Pemberontakan G30S/PKI menjadi masa kelam bangsa Indonesia dan patut diceritakan pada generasi selanjutnya. Hal yang tidak boleh dilakukan adalah melakukan monopoli narasi dalam menceritakan kejadian tersebut. Karena cerita dari masa lalu sesungguhnya merupakan bagian dari ilmu yang memiliki luas yang abstrak sehingga sudah maklum bila banyak orang membentuk narasi yang berbeda, selama berasal dari fakta sejarah yang tersaji.

Sumber :

Tirto

Skripsi dari UIN Syarif Hidayatullah

Dragojlovic, A. (2018). The Indonesian Genocide of  1965 (eds.: McGregor, K., et al). London: Palgrave Macmillan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun