Setiap bab membawa pembaca merasakan hadir dan larut pada setiap peristiwa sejarah yang ditulis. Kecermatan dan keseriusan tinggi dalam kajian ini dapat dilihat bagaimana penulis tetap memperhatikan persinggungan antara ilmu sosial dan humaniora.Â
Saya sangat sependapat bahwa, munculnya penyatuan tiga ideologi besar yaitu nasionalis, Islam dan komunis yang disingkat Nasakom sesungguhnya terlalu prematur yang seharusnya dipertimbangkan secara matang. Dari sejarah ini dapat dipetik hikmah bahwa kekuasaan yang terlalu terpusat dan dominan pada satu sosok tidak selalu menghasilkan keputusan terbaik.
Terlepas dari apresiasi saya untuk buku tersebut, saya memiliki argumen untuk melihatnya secara kritis. Asumsi bahwa Demokrasi Terpimpin merupakan sebuah penyimpangan demokrasi dari sistem yang dianut bangsa Indonesia terlalu berlebihan. Secara menyeluruh tidak dapat dikatakan sebagai sebuah penyimpangan total, tetapi perlu dipahami kelebihannya adalah kembalinya UUD 1945 sebagai dasar negara dan pemerintah.Â
Serta terbentuknya Lembaga kenegaraan yang dapat mendukung kebijakan seperti DPR-GR dan MPRS hanya saja implementasinya yang belum maksimal. Lebih tepatnya, demokrasi terpimpin merupakan salah satu perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang bukan untuk disesalkan melainkan diterima sebagai refleksi bagi bangsa Indonesia, terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya.
Akhir kata, buku ini sukses menjelaskan tujuan penulis dalam menulisnya. Keunggulan buku ini berada pada kekayaan tema dan kajian yang ditawarkan dalam menjawab pertanyaan persoalan percaturan Islam dan politik. Buku ini akan sangat bermanfaat untuk dibaca oleh para pembaca yang minat pada kajian politik Islam, demokrasi dan negara. Meski isinya tidak sederhana, namun disajikan dengan sangat jelas dan mudah untuk dipahami.Â
Maarif telah memberikan kontribusi berharga terhadap perkembangan kajian Islam dan Politik, dan buku ini akan sangat bermanfaat jika dimasukkan dalam perpustakaan institusional dan pribadi mana pun.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI