Mohon tunggu...
Kahar Muamalsyah
Kahar Muamalsyah Mohon Tunggu... lainnya -

fight for freedom, fight for our right.oi!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Senja Telah Tiba

23 Februari 2012   07:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:17 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pabrik tekstil itu," sambil menunjuk ke salah satu bangunan yang banyak berdiri di kawasan industri itu.

"Sudah lama kerja di situ?" tanya Andi.

"Baru dua bulan. Kalau kamu kerja di mana?" Wati ganti bertanya.

"Aku kerja di pabrik garmen yang di sebelah sana," jawabnya sambil menunjuk ke suatu arah.

"Aku sudah dua tahun kerja di situ," sambungnya.

"Kamu asli Semarang ya?" tanya Wati.

"Iya, rumahku di daerah Pleburan. Trus, kamu aslinya mana?"

"Cepu," jawab Wati sambil mengusap keringat yang menetes di wajahnya dengan sapu tangan putih yang dari tadi dipegangnya.

"Kok bisa sampai kerja di sini sih?" tanya Andi seperti seorang polisi menginterogasi tersangka maling ayam yang baru saja tertangkap.

"Aku dulu kerja di sebuah pabrik di Cepu selama tiga tahun, tapi kemudian dikeluarkan atau tepatnya kontrakku tidak diperpanjang, cari tenaga baru, katanya. Makanya aku ke Semarang untuk cari kerja. Untunglah sampai di sini aku bisa langsung dapat kerja," panjang lebar Wati menceritakan pengalamannya.

"Trus orang tuamu nggak kerja?" tanya Andi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun