Hingga ada saatnya kami merasa agak lapar, kami menemukan sebuah toko roti yangjuga sekaligus berupa kafe. Banyak sekali roti yang dijual di situ dan tampak menarik.Â
Croissant butter berisi coklat yang dijual oleh toko roti tersebut terasa enak di lidah dan cukup mengisi perut kami yang saat itu pun memang suhunya dingin sekali, berkisar satu derajat celcius. Design interior toko roti tersebut pun juga sangat khas tipe kafe kecil di Eropa.
Setelah itu kami berjalan lagi. Dan kami menemukan sebuah toko. Tertarik, kami masuk ke dalam toko tersebut. Ada hal yang menarik perhatian kami, kosmetik. Kosmetik di toko tersebut harganya tidak terlalu mahal. Saya memborong beberapa lipstik dan juga eye liner di toko tersebut.Â
Satu yang harus diperhatikan jika belanja di negara-negara Eropa, mungkin sama yang sudah diberlakukan di Jakarta dua tahun belakangan ini, yaitu mereka tidak menyediakan kantung belanja. Saat itu kami tidak membawa kantung belanja, tapi kami bisa membeli kantung yang mereka sediakan.
Keluar dari toko tersebut, kami tersenyum lebar. Ya, kami perempuan, jadi wajar bahagia jika menemukan female things dan dapat membelanjakannya, meskipun saya sendiri sebenarnya bukan orang yang sangat feminim.Â
Kami melanjutkan langkah kami menuju area parkir bus kami yang sudah dekat. Dari jauh, kami sudah melihat beberapa anggota grup rombongan kami sudah berdiri di titik kami berjanji bertemu sebelum menuju bus.Â
Ada hal lucu yang ingin saya ceritakan. Saya saat itu sangat kedinginan hingga perly menemukan toilet. Di sana, toilet umum sangat langka. Sekalinya ada, kami harus menyediakan uang coin untuk di masukkan ke dalam lubang di gagang pintu toilet tersebut.Â
Walaupun saya memiliki uang coin, tapi ternyata harapan saya pupus karena pintu toilet tersebut tidak dapat dibuka jadi saya tidak dapat masuk ke dalamnya.Â