Bedanya di SMCS penanaman nilai-nilai itu diarahkan pada formasi imam OFM Kapusin yang hidup rohaninya bertumpu pada tiga sokoguru yaitu doa, kemiskinan, dan cinta-kasih. Tiga sokoguru ini meneladan perihidup Santo Fransiskus Asisi, pendiri OFM Kapusin.
Tapi jika diperiksa lebih jauh pilar doa, kemiskinan, dan cinta-kasih itu tidak eksklusif Fransiskan juga. Ordo-ordo lain juga menganutnya. Hanya saja, pada ordo lain, ikhwal kemiskinan kerap dinarasikan sebagai kesederhanaan.
Semestinya nilai-nilai hidup Santo Fransiskus Asisi itulah yang menjadi sumber keunikan sekaligus keunggulan SMCS. Tapi kalau seseorang berkeliling komplek SMCS, dia tidak akan menemukan patung atau gambar Santo Fransiskus Asisi di sana. Juga tidak akan menemukan kata-kata inspiratif darinya, semisal "Beritakanlah Injil setiap saat, gunakan kata-kata jika perlu.”
Satu gagasan yang sangat mendasar, bahkan subversif, dari Santo Fransiskus Asisi adalah pandangannya tentang "keutuhan ciptaan". Bagi Fransiskus, bumi adalah rumah bersama bagi semua makhluk yang setara sebagai ciptaan Tuhan.
Demikianlah manusia bukan penguasa, melainkan saudara bagi seluruh makhluk hidup dan unsur-unsur alam seperti matahari, bulan tanah, dan air. Karena itu manusia harus berkomunikasi dengan makhluk-makhluk bumi lain untuk bisa berperilaku konservatif, saling menjaga kelestarian bumi sebagai rumah bersama.
Gagasan Fransiskus itu telah menjadi inti substansi Ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si', Terpujilah Engkau Tuhanku (24 Mei 2015). Frasa Laudato Si' itu diambil dari syair pujian Gita Sang Surya, gubahan Fransiskus Asisi.
Ensiklik tersebut merupakan kritik Paus Fransiskus terhadap krisis lingkungan alam. Krisis itu dijelaskan sebagai dampak eksploitasi berlebihan demi pemenuhan tuntutan keserakahan dan konsumerisme manusia.
Krisis lingkungan dalam pandangan Paus adalah juga indikasi ketidakadilan sosial, khususnya berupa penyingkiran dan perampasan hak-hak ragam kelompok masyarakat marjinal.
Melalui ensiklik itu Paus Fransiskus mengajak dunia untuk bergerak bersama, seturut kemampuan masing-masing, untuk merawat keutuhan ciptaan yaitu bumi dan segala isinya sebagai rumah bersama.
Sebagai sebuah seminari yang dikelola kongregasi OFM Cap, sudah selayaknya mempertimbangkan artikulasi Laudato Si' sebagai keunikan sekaligus nilai unggul SMCS. Gagasan Laudato Si' dapat dipertimbangkan sebagai benang merah nilai-nilai sanctitas, scientia, societa, dan sanitas dalam rangka formasi (calon) imam di SMCS.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!