Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Multum in Pauco: Menuju 75 Tahun Seminari Menengah Pematang Siantar

13 Oktober 2024   19:09 Diperbarui: 14 Oktober 2024   15:54 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praksis Laudato Si': Saudara anjing dan saudara tumbuhan di pekarangan permakultur Pastoran SMCS (Dokumentasi Pribadi)

Bedanya di SMCS penanaman nilai-nilai itu diarahkan pada formasi imam OFM Kapusin yang hidup rohaninya bertumpu pada tiga sokoguru yaitu doa, kemiskinan, dan cinta-kasih. Tiga sokoguru ini meneladan perihidup Santo Fransiskus Asisi, pendiri OFM Kapusin.

Tapi jika diperiksa lebih jauh pilar doa, kemiskinan, dan cinta-kasih itu tidak eksklusif Fransiskan juga. Ordo-ordo lain juga menganutnya. Hanya saja, pada ordo lain, ikhwal kemiskinan kerap dinarasikan sebagai kesederhanaan.

Semestinya nilai-nilai hidup Santo Fransiskus Asisi itulah yang menjadi sumber keunikan sekaligus keunggulan SMCS. Tapi kalau seseorang berkeliling komplek SMCS, dia tidak akan menemukan patung atau gambar Santo Fransiskus Asisi di sana. Juga tidak akan menemukan kata-kata inspiratif darinya, semisal "Beritakanlah Injil setiap saat, gunakan kata-kata jika perlu.”

Pohon cempedak berbuah lebat di pekarangan permakultur Pastoran SMCS (Dokumentasi Pribadi)
Pohon cempedak berbuah lebat di pekarangan permakultur Pastoran SMCS (Dokumentasi Pribadi)

Satu gagasan yang sangat mendasar, bahkan subversif, dari Santo Fransiskus Asisi adalah pandangannya tentang "keutuhan ciptaan". Bagi Fransiskus, bumi adalah rumah bersama bagi semua makhluk yang setara sebagai ciptaan Tuhan. 

Demikianlah manusia bukan penguasa, melainkan saudara bagi seluruh makhluk hidup dan unsur-unsur alam seperti matahari, bulan tanah, dan air. Karena itu manusia harus berkomunikasi dengan makhluk-makhluk bumi lain untuk bisa berperilaku konservatif, saling menjaga kelestarian bumi sebagai rumah bersama.

Gagasan Fransiskus itu telah menjadi inti substansi Ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si', Terpujilah Engkau Tuhanku (24 Mei 2015). Frasa Laudato Si' itu diambil dari syair pujian Gita Sang Surya, gubahan Fransiskus Asisi. 

Ensiklik tersebut merupakan kritik Paus Fransiskus terhadap krisis lingkungan alam. Krisis itu dijelaskan sebagai dampak eksploitasi berlebihan demi pemenuhan tuntutan keserakahan dan konsumerisme manusia.

Krisis lingkungan dalam pandangan Paus adalah juga indikasi ketidakadilan sosial, khususnya berupa penyingkiran dan perampasan hak-hak ragam kelompok masyarakat marjinal.

Melalui ensiklik itu Paus Fransiskus mengajak dunia untuk bergerak bersama, seturut kemampuan masing-masing, untuk merawat keutuhan ciptaan yaitu bumi dan segala isinya sebagai rumah bersama.

Sebagai sebuah seminari yang dikelola kongregasi OFM Cap, sudah selayaknya mempertimbangkan artikulasi Laudato Si' sebagai keunikan sekaligus nilai unggul SMCS. Gagasan Laudato Si' dapat dipertimbangkan sebagai benang merah nilai-nilai sanctitas, scientia, societa, dan sanitas dalam rangka formasi (calon) imam di SMCS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun