Lalu, melengkapi kesejukan itu, aroma harum menyeruak ke lubang hidung dari pewangi yang tepasang di ruang buang air itu. Tak ada lagi itu bau pesing dan busuk seperti yang dulu.
Dalam kesejukan udara wangi, air seni meluncur lancar, menerpa dasar putih kakus, menimbulkan derai butir-butir air berkilauan ditimpa sinar lampu, serupa hamburan butir-butir mutiara kecil.
Sungguh, itu suatu peristiwa kencing yang amat puitis. Rasanya ingin sedikit berlama-lama di situ menikmati puisi dalam lakon kencing itu.
Tidak saja puitis, itu bahkan sebuah pengalaman kecing yang bermartabat. Sepanjang usiaku, aku sudah pernah kencing di beragam tipe kakus umum di berbagai kota, pulau, dan negeri. Tapi baru di toilet umum Pasmod BSD itulah, untuk pertama kalinya aku merasa benar-benar dimanusiakan.
Intinya di situ penghargaan terhadap martabatku sebagai manusia konsumen. Aku kencing bayar ongkos, tidak gratisan. Karena itu aku berhak atas kenyamanan dan keamanan kencing.Â
Itulah yang disajikan dan kunikmati di toilet umum di Pasmod BSD itu. Bagiku kencing di toilet itu menjadi semacam oase, relung healing tipis-tipis dari cekaman panas udara BSD. Atau, untuk sedikit lebay, itu semacam me time yang bersifat random.
Kencing Itu Sehat, Nikmatilah
"Toilet umum apa ini? Kok ada bau-bau partikelirnya?" Aku bertanya-tanya sambil berbalik melangkah ke arah pintu keluar.Â
Di situlah terjawab pertanyaanku. Mister Loo nama perusahaan penyedia jasa toilet umum modern kelas premium itu.
Selidik punya selidik, dia ternyata perusahaan start up spesialis saniter toilet umum dari Swiss. Bekerjasama dengan Toto Indonesia (PT Surya Toto Indonesia Tbk), perusahaan saniter nasional, dan sejumlah pusat perbelanjaan, terminal, dan wisata dia membangun toilet-toilet premiun di berbagai penjuru Jakarta. Bahkan kini juga melebar ke tempat-tempat wisata di sekitar Kaldera Toba. ,Â