Pendar cahaya pada lukisan kaca patri di dinding belakang altar itulah pembentuk suasananya. Kontras warna biru, hijau, kuning dan putih pada keseluruhan lukisan itu memberi efek dramatis, sekaligus magis.Â
Komposisi lukisan kaca patri itu menampilkan profil burung merpati dikitari para malaikat Tuhan. Merpati itu turun menukik di atas Tabernakel, tempat semayam Tubuh Kristus dalan rupa hosti.Â
Dalam Injil dikisahkan Roh Kudus turun di atas kepala Yesus dalam rupa burung merpati. Peristiwa itu terjadi setelah Yohanes membabtis Yesus dengan air di Sungai Yordan.
Dilihat secara keseluruhan, lukisan kaca patri itu memancarkan kecerahan dan kegembiraan. Ajaran iman Katolik meyakini Roh Kudus sebagai pribadi Ilahi. Dia adalah penolong dan penghibur bagi umat. Karena itu kedatangan-Nya selalu ditanggapi sebagai peristiwa gembira.
Bertemu Bunda Teresa. Santa dari Kalkuta
Aku mengalihkan padangan pada dinding kanan dan kiri kapel. Tampak tergantung di situ 14 lukisan -- akrilik di atas kertas -- tentang peristiwa-peristiwa penting dalam prosesi Jalan Salib Kristus. Masing-masing tujuh lukisan di kanan dan kiri.
Lukisan 14 peristiwa Jalan Salib Kristus pada dinding kapel atau gereja Katolik adalah kelaziman. Lukisan-lukisan itu adalah alat bantu pemusatan hati dan pikiran bagi umat saat menjalani ibadah Doa Jalan Salib.Â
Doa Jalan Salib adalah pengenangan akan peristiwa-peristiwa sengsara Kristus,. Doa diawali dari peristiwa Yesus dihukum mati (oleh Pilatus), lalu memanggul salib ke Bukit Golgota, disalibkan, wafat, dan akhirnya dimakamkan (di dalam kubur batu).