Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mendamba Destinasi Wisata Rohani Gua Maria Ina Batak di Kaldera Toba

27 April 2024   16:48 Diperbarui: 28 April 2024   17:07 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang peziarah sedang membasuh wajah dengan air Aek Sitala-tala di Puncak Pusukbuhit Kaldera Toba (Tangkapan layar YouTube  Lumban Naboelak 86)

Air Sendangsono itu kemudian menjadi bagian dari sejarah Katolik mula-mula di Jawa Tengah. Pada 14 Desember 1904 Pastor Franciscus GJ van Lith, SJ membaptis 171 orang warga setempat menjadi Katolik dengan air sendang itu. Mereka adalah "murid" Barnabas Sarikromo, tetua setempat yang menjadi katekumen setelah dibaptis Pastor van Lith pada 20 Mei 1904.

Mengingat arti penting Sendangsono dalam sejarah Katolik mula-mula di Jawa Tengah, atas prakarsa Pastor JB Prennthaler, SJ pada 8 Desember 1929 lokasi itu diresmikan sebagai  tempat ziarah Gua Maria bagi umat Katolik. 

Gua Maria Lourdes Puhsarang, Kediri lain lagi ceritanya. Penciri Gua Maria ini justru gerejanya. Gereja Katolik Puhsarang dibangun tahun 1936, atas inisiatif "Rasul Jawa" Pastor Jan Wolters, CM dengan bantuan arsitek Ir.  Henricus Maclaine Pont. 

Keduanya ibarat tumbu ketemu tutup. Pastor Wolters menginginkan sebuah gereja inkulturatif, khas budaya Jawa. Sementara Maclaine Pont adalah sosok yang menangani pembangunan Museum Trowulan, Mojokerto, sebuah bangunan berarsitektur Jawa Kuno tempat menyimpan peninggalan Kerajaan Majapahit. 

Maka jadilah Gereja Katolik Puhsarang dibangun sebagai Keraton Dalem, Istana Tuhan, dengan mereplikasi arsitektur bangunan Jawa Kuno pada Museum Trowulan.  Bukan hanya arsitekturnya, tenaga dan bahan baku bangunannya juga semua asli lokal.

Di bagian belakang gereja itu dibangun satu Gua Maria Lourdes, semacam miniatur Gua Maria Lourdes Prancis.  Kelak, karena terlalu kecil dan sempit, di perbukitan di sebelah barat gereja kemudian dibangun Gua Maria Lourdes yang baru.  Gua ini juga mereplikasi Gua Maria Lourdes Prancis, tapi dengan ukuran patung Bunda Maria yang lebih tinggi dan besar.

Satu penciri khas, di setiap Gua Maria selalu ada sumber air tanah untuk diminum dan cuci muka.  Air itu diyakini peziarah punya khasiat menyembuhkan penyakit badanian dan rohaniah.  Hal itu sudah banyak terjadi di Lourdes, Prancis.  Dan menurut kesaksian-kesaksian peziarah, hal serupa juga terjadi di Sendangsono dan Puhsarang. 

Kesembuhan-kesembuhan itu mungkin sebuah mukjizat dari Tuhan, lewat perantaraan Bunda Maria.  Tapi mungkin juga itu semata efek plasebo, sugesti, atau bahkan sekadar koinsidensi.  Tapi hal ini jangan dikatakan kepada para peziarah, kecuali mau dicap sebagai "orang yang tak percaya".

Seorang peziarah sedang membasuh wajah dengan air Aek Sitala-tala di Puncak Pusukbuhit Kaldera Toba (Tangkapan layar YouTube  Lumban Naboelak 86)
Seorang peziarah sedang membasuh wajah dengan air Aek Sitala-tala di Puncak Pusukbuhit Kaldera Toba (Tangkapan layar YouTube  Lumban Naboelak 86)

Membayangkan Gua Maria Ina Batak di Pusukbuhit

Dalam anganku, kulihat ada suatu tempat ziarah Gua Maria di dinding sebuah danau kaldera raksasa yang menelan gunungnya sendiri. 

Danau itu adalah danau Kaldera Toba, hasil letusan Gunung Toba 74,000 tahun lalu. Letusan terdahsyat sejagad yang nyaris memusnahkan umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun