Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bonandolok, Relung "Shangri-La" di Kaldera Toba

27 Maret 2024   04:49 Diperbarui: 27 Maret 2024   08:50 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lembah Bonandolok yang menyihir dipandang dari arah danau (Foto: YouTube Jhonny Siahaan)

Tentu saja tidak demikian adanya. Di balik keindahan Bonandolok yang menakjubkan itu, tersembunyi juga setumpuk masalah sosial-ekonomi. Semisal kemiskinan dan ketersisihan pada sebagian warga, perselisihan soal tanah, keterbatasan akses sosionomi, dan persaingan kuasa yang menorehkan luka dan duka.

Di sebelah selatan lembah Bonandolok ada sebuah ceruk kampung bernama Sampuran. Ceruk itu terisolir. Setiap hari anak-anak Sampuran harusbolak-balik mendayung sampan ke Bonandolok untuk bersekolah. 

Di mata pelancong, anak-anak bersampan itu terlihat indah. Tapi tidak bagi anak-anak ceria itu. Bagi mereka itu adalah derita, buah dari kemiskinan akses transportasi umum.

Lembah Bonandolok yang menyihir dipandang dari arah danau (Foto: YouTube Jhonny Siahaan)
Lembah Bonandolok yang menyihir dipandang dari arah danau (Foto: YouTube Jhonny Siahaan)

Tapi masalah-masalah warga Bonandolok tentu saja bukan urusan para pelancong. Mereka datang ke sana untuk mencecap keindahan, keheningan, dan kedamaian yang disajikan alam lembah iru.

Dari sisi itu, Bonandolok mungkin punya kesejajaran dengan Shangri-La yang utopis itu. Di Bonandolok waktu seakan berhenti berlari bagi para pelancong. Mereka seakan masuk ke suatu alam mistis, di mana waktu terasa terlalu singkat, padahal matahari telah terbit dan terbenam tiga kali. 

Lupa waktu. Begitulah cara keindahan dan serenitas Bonandolok memanjangkan umur para pelancong. Menjadikan mereka merasa awet muda. 

Mungkinkah itu sihir Bonandolok? Entahlah, buktikan saja sendiri. 

Pergilah ke sana, walau itu akan membuatmu enggan pulang. [eFTe]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun