Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bonandolok, Relung "Shangri-La" di Kaldera Toba

27 Maret 2024   04:49 Diperbarui: 27 Maret 2024   08:50 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lembah Bonandolok yang menyihir dipandang dari arah danau (Foto: YouTube Jhonny Siahaan)

Tapi kini tidak lagi. "Shangri-La" Kaldera Toba ini tak mungkin lagi menghindar dari pandangan mataku.

Barisan rumah adat Batak di sebuah kampung tua di Bonandolok (Sumber: YouTube Jhonny Siahaan).
Barisan rumah adat Batak di sebuah kampung tua di Bonandolok (Sumber: YouTube Jhonny Siahaan).

Sebuah Desa Tua

Bonandolok itu sebuah desa tua. Dia termasuk desa mula-mula komunitas Batak di lembah-lembah lingkar kaki Gunung Pusukbuhit, gunung sakral orang Batak.

Umur desa itu mungkin bisa diduga dari sejarah leluhur dua marga utama di sana. Marga Sagala dari belahan Tateabulan dan Siboro dari belahan Isumbaon atau Sumba. 

Jika Sagala yang pertama membuka kampung di situ, maka usia Bonandolok mungkin sudah sekitar 800 tahun. Itu dengan asumsi eksistensi orang Batak sudah 1,000 tahun dan jarak per generasi adalah 25 tahun. 

Sagalaraja adalah generasi ke-3 orang Batak. Keturunannya diasumsikan bermigrasi dari lembah Sianjurmula-mula ke Bonandolok pada abad ke 13, atau sekitar 800 tahun lalu.

Tapi jika Siboro yang lebih dulu bermukim di sana, maka usia desa itu mungkin baru sekitar 500-an tahun lalu. Siboro itu generasi ke-13 orang Batak, atau baru lahir sekitar abad ke-14 atau tahun 1300-an. Pertama marga Siboro bermukim di Desa Siboro. Keturunannya kemudian bermigrasi ke Bonandolok, mungkin sekitar akhir abad ke-15 atau atau awal abad ke-16.

Siapapun yang lebih dulu bermukim di sana, Sagala ataukah Siboro, hal itu tak mengingkari fakta Bonandolok sebagai desa tua. Cikal-bakal desa itu termasuk dalam bilangan kampung-kampung pertama orang Batak yang berdiri di lembah-lembah lingkar kaki Pusukbuhit.

Satu hal yang menarik, setelah melalui proses migrasi komunitas-komunitas Batak di masa lalu, Bonandolok kini dihuni warga dari dua belahan (moiety) Batak, Tateabulan dan Sumba. Bonandolok adalah titik temu antara "timur" (wilayah Sumba) dan "barat" (wilayah Tateabulan) Pusukbuhit.

Kedua belahan Batak itu hidup serasi di sana. Bukan baru seabad lalu. Tapi sekurangnya sejak lima abad lalu.

Lembah Bonandolok tampak dari arah air terjun Sitapigagan (Foto: YouTube Jhonny Siahaan)
Lembah Bonandolok tampak dari arah air terjun Sitapigagan (Foto: YouTube Jhonny Siahaan)

Ekologi Budaya Sawah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun