Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bonandolok, Relung "Shangri-La" di Kaldera Toba

27 Maret 2024   04:49 Diperbarui: 27 Maret 2024   08:50 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengarkan debur ombak di pantai, gemercik air sungai, derau air terjun Sitapigagan dan Sibontar, desau angin di pucuk pepohonan, kicau burung, lenguh kerbau, dan dendang anak-anak.

Rasakan pula sejuknya udara Kaldera Toba pada kulit, dinginnya air sungai di kaki, dan lembutnya ujung-ujung daun padi muda di telapak tangan. 

Lalu, setelah semua itu, jangan lupa mampir ke sebuah kedai untuk sekadar menyesap secangkir kopi hitam khas Tanah Batak.

Warga desa Bonandolok itu ramah -- keramahan khas Batak, tentu saja. Itu bagian yang haram dilewatkan. Berbincanglah dengan mereka di manapun bersua. Nikmati suara keras yang akrab dan senyum lebar yang ditebar.

Ekologi budaya sawah di Bonandolok adalah hasil interaksi antara tanah-air, tanaman padi, dan para petani. Keindahan dan ketenangan yang dipancarkan hamparan sawah itu adalah buah komunikasi antara ketiganya.

Pesona air terjun Sitapigagan, Bonandolok (Foto: Instagram.com@wonderlaketoba)
Pesona air terjun Sitapigagan, Bonandolok (Foto: Instagram.com@wonderlaketoba)

Air Terjun yang Sakral

Air dalam kosmologi Batak adalah zat sakral. Air berfungsi menyucikan roh dan mencuci tubuh. Selain juga, tentu saja, sumber kehidupan. Semisal untuk pengairan sawah, minum, mandi, dan cuci.

Dalam religi asli Batak. Boru Saniangnaga dipercaya sebagai dewi segala badan air. Mulai dari mata air, sungai, sampai danau Kaldera Toba. Dialah yang menciptakan banjir, ombak danau, dan ketenangan air danau. 

Karena itu warga Bonandolok, sebagaimana orang Batak umumnya, ketat menjaga sakralitas sumber air mereka. Di sana sumber air itu adalah air terjun kembar Sitapigagan dan Sibonntar. 

Sakralisasi air terjun itu dikuatkan dengan sejumlah larangan. Dilarang berbuat tak senonoh di lingkungan air terjun. Dilarang berkata-kata kotor. Dilarang mengotori air dengan sampah. 

Dikatakan juga, air terjun itu memiliki roh penunggu. Konon roh tersebut menyukai warna merah. Karena itu pengunjung air terjun dilarang mengenakan pakaian merah. Agar tehindar dari risiko diculik roh penunggu tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun