Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menggagas Riset Ekologi Manusia Kaldera Toba

15 Januari 2024   17:31 Diperbarui: 16 Januari 2024   09:15 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang nelayan sedang mardoton, menjaring ikan di Danau Kaldera Toba (Foto: Facebook Laketoba samosir via bisnis.com)

Jelas juga bahwa riset ekologi manusia bukanlah kompetensi organisasi BPODT dan BPGKT. Kegiatan kedua organisasi itu lebih pada aspek praktikal ketimbang teori dan empiri.

Kegiatan riset ekologi manusia Kaldera Toba itu idealnya dikelola oleh suatu pusat riset di Perguruan Tinggi. Preferensinya adalah Perguruan Tinggi yang ada di sekitar kawasan Kaldera Toba. Dari sejumlah perguruan tinggi setempat, Institut Teknologi Del Laguboti tampaknya paling layak, dilihat dari segi kelengkapan sarana dan prasarana riset dan kedekatan dengan ajang riset.

Institut Teknologi Del sejauh ini juga sudah merintis program riset bioteknologi, khususnya tanaman obat, secara bekerjasama dengan Universitas Zhejiang, Tiongkok. Untuk keperluan riset itu suatu Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura di Pollung, Humbang Hasundutan. 

Artinya Institut Teknologi Del, walau sejauh ini fokus pada teknologi, memiliki potensi untuk membangun suatu Pusat Riset Ekologi Manusia Kaldera Toba. Pusat itu diproyeksikan sebagai rujukan utama untuk kepentingan perencanaan dan pembangunan Kaldera Toba yang bersifat holistik, tidak bias pariwisata.

Artikel ini hanya semacam penawaran gagasan untuk pembangunan ekologi manusia Kaldera Toba yang bersifat holistik dan berbasis riset saintifik. Tujuannya untuk menghindari bias sektoral, semisal bias wisata.

Bias sektoral semacam itu berisiko meminggirkan bidang-bidang kehidupan masyarakat kaldera yang telah ditekuni dan dikembangkan secara otonom sejak lama. Akibatnya pada suatu titik nanti mayoritas warga kaldera bisa saja teralienasi di Kaldera Toba. Dampak negatif semacam itu haruslah dicegah sejak dini. (eFTe)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun