Berdasarkan hasil riset ekologi manusia yang bersifat holistik seperti itu, barulah dapat dirancang suatu program pengembangan pertanian padi sawah di Tipang. Tujuannya tentu saja untuk pembaruan teknologi, peningkatan produksi dan pendapatan, dan penguatan posisi tawar di pasar pangan.
Pada lingkup yang lebih luas, yaitu lingkup kawasan Kaldera Toba, teba riset saintifik sebangun dengan riset relung ekologi persawahan di Tipang itu. Teba riset itu mencakup tiga pilar ekologi Kaldera Toba dan pola interaksi antara ketiganya berikut resultannya.
Pertama, riset geografi fisik Kaldera Toba: topografi atau bentang alam, tipe dan kondisi batuan/tanah (subur, sub-optimal, kritis) kegempaan/pergerakan tanah, tata-air, dan iklim/agroklimat.
Kedua, riset organisme Kaldera Toba: keaneka-ragaman tanaman pangan (padi sawah, padi gogo, jagung, ubi-ubian) dan sayuran (bawang, kubis, hewan dan ternak (peternakan), ikan (perikanan), tanaman perkebunan (kopi, andaliman, mangga, enau, dan sebagainya), tanaman hutan (kemenyan, kayu bangunan, dan lain-lain), sampai organisme pengganggu tanaman (hama, penyakit, gulma).
Ketiga, riset budaya manusia Kaldera Toba: struktur dan organisasi sosial, sistem pertanahan, religi, teknologi, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian, pola pemukiman, gerak penduduk, pasar, bahasa, dan kesenian.Â
Sebenarnya topik-topik riset di atas sudah banyak juga digarap para peneliti dalam dan luar negeri sejak lama. Namun riset-riset itu bersifat disipliner, atau jika ada lintas-disiplin, jumlahnya tak banyak. Hasil-hasil riset itu memang menambah akumulasi pengetahuan dalam disiplin-disiplin ilmu tertentu. Tapi kurang memberi pengetahuan dan pemahaman holistik tentang Kaldera Toba.
Riset ekologi manusia dimaksudkan untuk meenghasilkan pengetahuan dan pemahaman holistik tentang Kaldera Toba. Sasarannya adalah pembentukan tubuh pengetahuan ilmiah tentang Kaldera Toba sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang bersifat holistik.Â
Urgensi Pusat Riset Ekologi Manusia Kaldera Toba
Jika disepakati pentingnya riset ekologi manusia sebagai dasar pembangunan Kaldera Toba yang bersifat holistik, maka selanjutnya timbul pertanyaan tentang lembaga atau organisasi pelaksananya.
Dua organisasi pengelolaan potensi Kaldera Toba yaitu BPODT dan BPGKT jelas tidak memadai sebagai organisasi pelaksana riset semacam itu. Sebabnya, aktivitas BPODT terpumpun pada peningkatan dan pengembangan investasi pariwisata di kawasan Kaldera Toba.
Sementara BPGKT, walau punya divisi riset, aktivitasnya lebih terarah pada konservasi lingkungan, pendidikan kebumian, dan pemberdayaan sosio-budaya lokal.