Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sasagun dan Kopi, Natal dan Tahun Baru Agraris di Kaldera Toba

25 Desember 2023   18:04 Diperbarui: 26 Desember 2023   10:33 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian memasak sasagun dari Desa Tipang Humbang Hasundutan.(Foto: Gomgom/ninna.id)

Itulah kue tepung sasagun, khas Batak Toba. Kue yang disiapkan untuk dinikmati anggota keluarga dan tetamu pada hari Natal dan/sampai Tahun Baru. 

Kue itu harus dinikmati dalam diam. Sebab jika memakannya sambil bercakap, ada risiko tersedak, lalu batuk menyemburkan sasagun keluar dari rongga mulut. Malanglah wajah orang yang duduk di hadapannya.

Secangkir kopi Lintong dalam bingkai keindahan saujana Kaldera Toba (Foto: via kopibara.id)
Secangkir kopi Lintong dalam bingkai keindahan saujana Kaldera Toba (Foto: via kopibara.id)

Secangkir Kopi

Kopi adalah tanaman tahunan yang diperkenalkan Pemerintah Hindia Belanda kepada orang Batak Toba tahun 1930-an. Dibanding karet (Silindung) dan teh (Parsoburan), maka kopi terbilang tanaman introduksi paling sukses di Kakdera Toba dan sekitarnya.

Sudah pasti kebun kopi rakyat yang paling menonjol perkembangannya terdapat di daerah Humbang. Desa Lintong Nihuta tampil sebagai lokasi porlak, kebun kopi arabika terbaik seantero Kaldera Toba. Reputasi kopi Lintong kini sudah mendunia, sama seperti kopi Mandheling (Mandailing) di selatan dan kopi Gayo di utara (Aceh).

Kopi dengan cepat diadopsi orang Batak di lingkar Kaldera Toba sebagai tanaman kebun.  Mulai dari skala beberapa are sampai 1-2 hektar. Kebun kopi lazimnya di belakang rumah. Tapi bisa juga di tepi hutan.

Varietas kopi yang diusahakan bervariasi antara arabika dan robusta. Paling fenomenal adalah arabika Sigararutang, kopi unggul dengan rasa istimewa yang dikembangkan di Lintongnihuta. 

Dinamai Sigararutang karena produktivitasnya tinggi dan pasarnya sangat bagus, sehingga uang hasil penjualannya lebih dari cukup untuk garar, bayar utang.

Kopi kemudian tampil sebagai "juru selamat" ekonomi keluarga Batak di saat paceklik.  Pertanaman padi sawah di Kaldera Toba dulu hanya sekali setahun. Pada bulan-bulan menunggu panen dan menunggu tanam, penghasilan dari kebun kopi adalah penyokong ekonomi keluarga.

Mengikut adopsi tanaman kopi, orang Batak dengan cepat punya kebiasaan baru yaitu minum kopi pagi dan atau sore hari di rumah atau kedai. Kopi menjadi minuman populer bagi orang Batak. Tamu di rumah lazim disuguhi kopi.

Bagi keluarga yang tak punya kebun kopi, toko penggilingan kopi di pasar adalah satu-satunya sumber kopi bubuk. Lazimnya kopi bubuk dibeli sekali seminggu -- pada hari pasar mingguan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun