Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lagu-Lagu Wajib Nasional Menghilang dari Sekolah Dasar?

9 November 2023   07:10 Diperbarui: 9 November 2023   07:12 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Apakah murid-murid SD di masa "Merdeka Belajar" kini masih menyanyikan lagu-lagu wajib nasional setiap pagi?

Entahlah, atau, saya gak yakin begitu. Kerap kali saya lewat pagi hari di depan beberapa SDN dan SDS di sekitaran Mampang Prapatan. Gak pernah tuh dengar anak-anak menyanyikan lagu-lagu wajib nasional.

Yang ada tahun lalu anak-anak rame pada nyanyiin  "Ojo Dibandingke", niruin Farel Prayoga. Tahun ini nyanyiin "Rungkad", niruin Putri Ariani. Hadeuh ...!  Tapi, ya, asyik juga, sih.

Sewaktu anak-anakku sekolah di SD tahun 2000-an, seingatku jarang juga mendengar mereka menyanyikan lagu-lagu wajib nasional. Komo di rumah, di sekolah saja jarang.

Menyanyikan lagu-lagu wajib nasional itu bisa menumbuhkan rasa nasionalisme. Setidaknya begitulah yang saya rasakan dulu waktu SD.

Menyanyikan lagu-lagu wajib nasional itu, bagiku adalah bagian dari proses emosional mengindonesia. Menumbuhkan benih nasionalisme dalam diri.

"Ini aku, anak Indonesia!" Kira-kira begitu kalau diteriakkan. Bukan sauvinisme, ya. Tapi nasionalisme.

Jika benar tradisi menyanyikan lagu wajib nasional dihapus dari SD, maka satu modus gembira untuk pembangkitan nasionalisme telah hilang.

Akhir-akhir ini saya perhatikan ritual religiositas lebih mewarnai hari-hari murid SD di sekolah. Entah itu membaca Kitab Suci atau berdoa. 

Tentu saja itu penting untuk memupuk iman, ketakwaan kepada Tuhan YME. Tapi tanpa imbangan dari upaya memupuk nasionalisme, religiositas dalam diri murid SD berisiko tergelincir menjadi fanatisme, lalu intoleransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun