Keahliannyalah yang dihargai dan dibutuhkan warga kota. Terutama warga elite penguasa dan pengusaha.Â
Keahlian menghilangkan jejak bejat. Jejak selingkuh, seks bebas, dan perkosaan.Â
Kebejatam semacam itu tak terlarang. Hanya saja, pelakunya tak sudi meninggalkan jejak. Maka perlu keahlian menghilangkannya: aborsi!Â
Pada senja yang kelam itu, Dokter Isroba adalah orang terakhir yang keluar dari klinik aborsinya. Seharian dia telah menghilangkan tujuh jejak bejat dari rahim tujuh orang perempuan. Buah percikan benih dari tujuh orang lelaki.Â
Dokter Isroba tak hendak mengingat siapa saja para perempuan itu. Pun para lelaki yang sembarang menanam benih di rahim mereka.
Kecuali perempuan ketujuh. Seorang artis cantik seksi. Dia istri simpanan walikota. Tapi berselingkuh sampai hamil dengan ketua dewan.
Perempuan artis itu minta disetubuhi Dokter Isroba lebih dulu sebelum tindakan aborsi. Maka terjadilah demikian. Itu sebabnya dia mengingatnya.
Seperti dia juga ingat pesan istrinya yang sedang hamil muda. Tadi pagi saat dia hendak berangkat ke klinik.
"Mas, nanti pulangnya bawa buah sukun, ya. Aku ngidam sukun goreng buatanmu."
"Beli di tukang gorengan saja, Yayang."
"Tidak. Aku mau buatan tanganmu."