Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penemuan Piramida Toba, Realita atau Imajinasi?

2 Oktober 2023   14:25 Diperbarui: 4 Oktober 2023   13:59 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harbangan dan parik batu di sebuah kampung di Bakkara, Humbang Hasundutan. (Foto: Facebook Toni P Sianipar via opsi.id)

Pengungkapan ilmiah penting dilakukan untuk menghindari munculnya klaim-klaim halusinatif. Nanti bisa-bisa timbul klaim bahwa piramida itu bukti bahwa nenek moyang orang Batak adalah sekelompok umat Israel yang kesasar saat keluar dari Mesir. Bukankah mereka dulu punya pengalaman membangun piramida di Mesir? 

Jangan tertawa. Ada sekelompok orang Batak yang percaya mereka adalah "umat Israel yang hilang".

Klaim-klaim halusinatif macam itu misalnya terjadi dalam kasus piramida Gunung Padang Cianjur. Sudah ada pihak yang berujar bahwa situs megalitik (117-45 SM) Piramida Gunung Padang itu dulu petilasan Nabi Sulaiman (989-931 SM). Juga ada yang bilang Gunung Padang itu adalah kota Atlantis (kota/benua imajiner Plato) yang hilang. 

Atau bisa saja ada orang Batak yang bilang nanti bahwa Sianjurmula-mula, desa pertama Batak, bukan di kaki gunung Pusukbuhit tapi di lembah Bakkara. Lalu mungkin dikait-kaitkan bahwa nama Cianjur itu diambil dari nama Sianjurmula-mula. Sehingga muncul imajinasi bahwa pemukim pertama Gunung Padang Cianjur adalah migran Batak dari Sianjurmula-mula.

Itu namanya mengarang bebas. Menggelikan tapi bisa terjadi jika tak ada kepastian saintifik tentang realitas "Piramida Toba". Seperti halnya ketak-pastian yang dibangun seputar realitas piramida, atau sebenarnya punden berundak, Gunung Padang telah menghasilkan imajinasi absurd atau bahkan halusinasi. 

Kini upaya studi lanjut tetang "Piramida Toba" itu sedang dikoordinasikan BRIN dengan Menkomarves. Sebenarnya aneh juga urusan arkeologi dan geologi larinya ke Menkomarves. Kenapa bukan ke Mendikbudristek? Tapi sudahlah. "Kesaktian" nama Luhut B. Panjaitan, Menkomarves, mungkin jadi jaminan segala sesuatunya akan berjalan baik.

Kampung Tua Tertimbun Longsoran?

Senyampang Prof. Danny bersiap-siap melakukan studi saintifik lebih lanjut tentang Piramida Toba, sikap kritis selayaknya disampaikan juga, tetap dalam ranah sains. 

Sebelum ada kesimpulan ilmiah yang diterima (sementara) oleh khalayak riset, setiap orang dapat saja mengajukan praduga-praduga saintifik tentang keberadaan Piramida Toba itu. 

Saya, sebagai sosiolog yang sedang mempelajari masyarakat Batak Toba, boleh juga menyampaikan dugaan-dugaan logis tentang pura asal-usul Piramida Toba itu. Karena sifatnya dugaan maka, tentu saja, perlu riset empiris nanti untuk verifikasi atau sebaliknya falsifikasi.

Penampakan
Penampakan "Piramida Toba", setemat disebut "Bukit A" (lihat citra huruf A di pojok kiri atas), pada lereng/tebing barat Lembah Bakkara, di atas Desa Marbun Toruan (dekay garis pantai Danau Toba) (Foto: Screenshot Google Map)

Pada dasarnya ada dua kemungkinan asal-usul "Piramida Toba" itu. Hasil proses geomorfologis (bentukan alam) atau buatan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun