Lantas mengapa ada pola berundak pada bukit piramida itu? Warga setempat menyebut tempat tersebut sempat digunakan sebagai lahan pertanian bawang merah (dan ubikayu). Lazim jika budidaya bawang di lereng menggunakan teknologi terasering. Batu-batu disusun membentuk teras, sehingga tanaman bawang tak hanyut terbawa aliran permukaan saat hujan lebat.
Wasana Kata
Tulisan ini dimaksudkan sebagai tanggapan kritis terhadap "temuan" Prof. Danny dan kawan-kawan atas bukit yang kemudian dinamainya "Piramida Toba".
Respons kritis harus disampaikan untuk mencegah munculnya klaim-klaim imajinatif atau bahkan halusinatif tentang gundukan tanah/batuan itu.
Juga untuk menghindari ekspektasi berlebih terhadap suatu klaim temuan yang terkesan "wow". Prof. Danny misalnya berujar bahwa piramida itu mungkin saja berumur 1,000-5,000 tahun atau lebih. Jika benar begitu maka fakta piramida itu bisa mengubah sejarah etnis Batak Toba.Â
Sebab menurut hitungan Sitor Situmorang misalnya, Si Raja Batak (komunitas Batak pertama) baru hadir tahun 1300-an atau tujuh abad yang lalu. Itu artinya huta pertama orang Batak mungkin bukan di Sianjurmula-mula tapi di Bakkara.
Tapi itu semua masih berupa spekulasi atau bahkan imajinasi. Belum realitas atau fakta empiris. Jadi baiklah jika bersabar menunggu hasil penelitian saintifik tentang fenomena "Piramida Toba". Tanpa perlu mengglorifikasi temuan itu sebagai fakta yang akan mengubah sejarah Batak atau bahkan sejarah manusia.
Terhadap "temuan Piramida Toba", baiklah bila kita bersikap kritis, mengedepankan logika rasional dan empiris. (eFTe)
***
Catatan Kaki:
[1] Baca antara lain artikel CNN Indonesia "Fakta-fakta Piramid Toba yang Disebut Mirip Situs Gunung Padang" https://www.cnnindonesia.com, 01/10/2023.
[2] "InilahPenampakan Tonjolan di Perbukitan Desa Marbun Toruan yang Disebut-sebut Pyramid Toba", tribunnews.com, 01/10/2023.