Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dari Pilihan Ganda ke Soal Esai: Sebuah Lompatan ke Masa Lalu?

21 September 2023   07:01 Diperbarui: 21 September 2023   15:28 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawaban yang ringkas dan sistematis, dan tentu saja benar, hanya mungkin diberikan oleh peserta ujian yang benar-benar menguasai materi ujian.

Jika tak menguasai materi, maka jawaban biasanya menjadi "karangan bebas". Panjang-lebar, bertele-tele. Harapannya, paling tidak ada nyantol satu kata kunci. Atau setidaknya mendapat sekadar "upah nulis" dari dosen.

Saya lebih memahami seluk-beluk soal esai itu kemudian hari ketika sempat menjadi dosen. Pada posisi penguji, saya tersadarkan bahwa menyusun soal esai itu jauh lebih sukar ketimbang menjawabnya.

Jadi kalau siswa/mahasiswa bilang menjawab soal esai itu sulit,l maka ketahuilah, wahai anak muda, bahwa guru/dosenmu mengalami kesulitan lebih besar saat membuat soal itu.

Berdasarkan pengalamanku, sekurangnya ada tiga alasan mengapa begitu sulit menyusun soal essai.

Pertama, guru/dosen harus memastikan soal esai itu ada jawabannya dan dapat dijawab oleh siswa/mahasiswa dengan benar. 

Sebuah soal esai yang tidak ada jawabannya atau tidak dapat dijawab mayoritas siswa/mahasiswa pastilah soal yang buruk. Sebab bukan pertanyaan namanya kalau tak bisa dijawab.

Karena itu guru/dosen pertama-tama harus berempati. Dia harus menempatkan diri sebagai siswa/mahasiswa yang memiliki pengetahuan terbatas, lalu mencoba menjawab sendiri soal yang dibikinnya. 

Kedua, guru/dosen harus memastikan realibilitas soal esai. Soal itu harus mampu mengukur secara tepat tingkat kualitas dan kuantitas pengetahuan, pemahaman, dan dayaterap siswa/mahasiswa atas suatu konsep atau teori.

Itu jelas tak mudah. Sebab guru/dosen harus bisa merumuskan satu pertanyaan yang jawabannya akan menyarikan, misalnya, satu topik pelajaran.

Ketiga, soal esai harus dirumuskan dalam kalimat-kalimat yang efisien dan efektif. Tidak boleh ambigu, untuk menghindari siswa/mahasiswa misleading lalu nglantur salah jawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun