Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

KRL Commuter Line, Kereta Ziarah Kami ke Gua Maria Bukit Kanada Rangkasbitung

24 Agustus 2023   17:16 Diperbarui: 24 Agustus 2023   17:21 3328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana tenang di dalam gerbong KRL Commuter Line Lin Rangkasbitung pada suatu pagi. Penumpang tertidur atau terserap layar ponsel (Dokpri)

Untuk pertama kalinya, niat kami ziarah ke GMBK terpenuhi pada 25 Januari 2023. Tertunda sebegitu lama karena kesibukan masing-masing anggota keluarga sepanjang 2018-2019. Kemudian juga akibat cekaman pandemi 2020-2022, dan penantian kelengkapan Vaksin Covid Dosis-3.

Memulai itu memang  sulit tapi melanjutkan mudah. Itu berlaku juga untuk kami. Setelah yang pertama, ziarah berikutnya menjadi lebih mudah. Ziarah-ziarah kami ke GMBK lantas menjadi terpola sebagai suatu perjalanan wisata rohani yang menyenangkan.

Pola perjalanan itu  -- yang kuringkaskan dari sejumlah perjalanan ziarah kami -- hendak kubagikan di sini.

Pagi-pagi benar, pukul 06.00 WIB di hari kerja, istriku dan aku serta dua anak gadis kami, naik mobil ojol dari rumah ke Stasiun Kebayoran, stasiun terdekat (6 km, Rp 40,000). Target kami mengejar KRL pemberangkatan pukul 06.43 WIB. Sehingga bisa tiba di Stasiun Rangkasbitung pukul 08.21 WIB, atau 98 menit kemudian. Ini lebih cepat sedikitnya 30 menit dibanding naik kendaraan pribadi atau umum.

Panjang rel dari Kebayoran ke Rangkasbitung adalah 65.8 km. Artinya KRL Commuter  berlari dengan kecepatan rata-rata 40.4 km/jam. Kecepatan yang tergolong sedang, karena  adanya faktor perlambatan saat kereta berhenti di 15 stasiun antara Kebayoran dan Rangkasbitung. Antara lain Sudimara, Serpong, Cisauk, Parungpanjang, Tigaraksa, dan Maja.

Tiba di Stasiun Kebayoran setelah 20 menit perjalanan, kami tak perlu repot mengantri tiket. Kami menggunakan kartu tiket elektronik multi trip Commet FeliCa yang masih berlaku. Serta kartu e-money Mandiri dan TapCash BNI yang valid juga untuk pembayaran tiket KRL. 

Koleksi kartu-kartu elektronik yang valid sebagai alat pembayaran tiket KRL Commuter Line (Dokpri)
Koleksi kartu-kartu elektronik yang valid sebagai alat pembayaran tiket KRL Commuter Line (Dokpri)

Kami cukup menempelkan kartu pada panel card reader di turnstile gate, pintu otomatis di lantai atas stasiun. Tripod penghalang berputar, lalu kami melenggang masuk hall stasiun. Selanjutnya turun lewat eskalator ke peron, lalu duduk menunggu kereta di situ. 

Dibanding paruh pertama tahun 2000-an, sistem pertiketan KRL sekarang sangatlah praktis. Dulu tiketnya kertas mirip kartu domino bolong di tengah, kemudian diganti karcis kertas tipis. Harus antri dulu beli di loket, lalu diperiksa petugas di pintu masuk peron, dibolongi kondektur di atas kereta, dan akhirnya diserahkan ke petugas di pintu keluar stasiun tujuan.

Tepat pukul 06.43 WIB kereta dari Tanahabang tiba. Itu adalah satu dari 53 perjalanan KRL setiap harinya ke Rangkasbitung. Perjalanan-perjalanan itu melayani para penglaju yang bermukim di sepanjang koridor Lin Rangkasbitung.

Kami duduk di dua gerbong terpisah. Istriku dan dua gadis kami duduk di gerbong 1, gerbong khusus wanita. Itu pilihan mereka, ingin sesekali berkumpul dengan kaumnya, aman dari mata penumpang laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun