Tapi saya hanya mau menceritakan apa yang kulihat dan kualami sendiri dalam lingkungan masyarakat Batak Toba. Â Di kelompok suku lain, biarlah anak suku itu yang berkisah.
Bagi orang Batak Toba, pisang jelas telah menjadi bagian integral budayanya. Pohon pisang, dengan pelepahnya yang saling-lapis, adalah simbol kebersamaan dan keutuhan kerabat dan masyarakat.
Pisang juga menjadi sumberdaya ekonomi dan sosial. Buah adalah sumber penghasilan. Daunnya selain menjadi sumber penghasilan, juga menjadi perlengkapan makan saat pesta.
Bagi anak-anak pohon pisang menjadi sumber makanan dan alat permainan. Boleh dibilang pohon pisang itu menjadi basis kreativitas bagi anak-anak.
Tentu ada perubahan seiring perkembangan zaman. Penggunaan daun pisang untuk wadah makan secara berkelompok kini sudah sangat jarang. Â Acara makan dalam pesta adat Batak kini cenderung individualis. Tamu undangan makan pakai piring dan cangkir masing-masing. Di dalam gedung tertutup pula.
Begitulah sekelumit cerita tentang pisang dalam budaya masyarakat Batak Toba. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H