Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perkawinan Huruf Melahirkan Kata yang Membentuk Kalimat

4 Juli 2023   05:10 Diperbarui: 6 Juli 2023   22:07 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika singgah di Semarang lagi, kami menyempatkan diri berkunjung ke Museum Kota Lama. Aku baru tahu museum ini saat googling Kota Lama. Museum baru rupanya.

"Pasti ada hal menarik di museum itu, bisa jadi bahan tulisan." Pikirku begitu, tanpa tahu apa yang menarik di situ. 

Aku baru tahu museum itu ternyata menerapkan teknologi imersif, tepat saat mengalaminya di dalam gedung.  

Aku juga baru tahu apa itu teknologi imersif setelah keluar dari museum, hasil ngubek  informasi di internet.

Lalu apa yang kualami selama 30 menit berada di dalam museum? Perasaan bodoh. Betul-betul bodoh, dalam arti tidak mendapat pengetahuan memadai tentang kota lama Semarang. 

Yah, dalam tempo 30 menit, apa pula yang bisa diceritakan pemandu dan diserap pengunjung tentang sejarah kota lama. Jika ada maka itu adalah  kisah yang sarat lubang.

Pulang dari museum, aku tak punya gagasan apapun untuk ditulis. Apa pula yang bisa ditulis seseorang yang merasa dirinya bodoh?

Tapi perasaan bodoh itu telah merangsangku menjelahah internet, mencari keping-keping sejarah kota lama yang tak kudapatkan di museum.

Eureka! Aku mendadak mendapat gagasan untuk dinarasikan.  Itulah proses menambal kebodohanku selepas kunjungan ke museum. Maka kutulislah artikel "Tiga Puluh Menit Bodohku di Museum Kota Lama Semarang" (K.30.06.2023).  Artikel itu hanya meraih 2,008 views.

***

Apa yang telah kutulis di atas bukanlah tip menulis artikel. Bukan. Aku bukan orang yang percaya pada tip.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun