Tidak, kamu tidak penting. Kamulah yang mempersepsikan diri sebagai orang penting di Kompasiana. Mungkin karena artikelmu langganan HL, Terpopuler, dan NT.
Semua ada masanya di Kompasiana. Dulu Pak Tjip itu merajai HL di Kompasiana. Sekarang Raja Artikel Pilihan saja, otomatis karena centang biru. Apakah Pak Tjip sedih? Entahlah. Silahkan tanya Bu Roselina.
Atau Mas Susy, sekarang artikelnya nyaris gak pernah HL. Apakah dia sedih? Aku pastikan tidak. Lha, dari dulu juga memang jarang HL kok artikelnya. Â Kadang malah dihapus Admin. Ya, tulis ulang lagi.
Atau Acek Rudy. Dulu artikel-artikelnya cukup sering HL. Sekarang jarang banget. Apalah dia sedih atau marah. Ya, gak lah. Salah sendiri jarang nulis sekarang. Sibuk nulis novel thriller yang gak masuk akal.
Apakah Pak Tjip, Mas Susy, Acek Rudy, juga Felix Tani merasa penting di Kompasiana? Sama sekali tidak.Â
Jika ada kompasianer yang merasa dirinya penting, maka dia adalah Prov. Pebrianov. Sebab dia berambisi menjadi Admin Kompasiana tahun 2222. Itu ancamnan serius untuk Admin. Untungnya. Prov. Peb sudah ghosting dari Kompasiana. Tapi yang namanya ghost, sewaktu-waktu bisa saja nongol di depan hidungmu, kan?
Pernyataan "kamu tak penting di Kompasiana" itu bukan sinisme. Juga bukan sarkasme. Itu realitas sosial. Tepatnya realitas organisasi sosial.
Dalam teori organisasi sosial dikatakan anggota datang dan pergi tapi organisasi tetap eksis. Begitulah Kompasiana: kompasianer datang dan pergi, tapi Kompasiana tetap eksis. Bahkan bertumbuh. Sekarang anggotanya mungkin sudah mencapai 2.5 juta orang. Sendirian, kamu cuma 0.0004 permil di sini. Ibarat sebutir debu menempel di tumit kaki, kamu gak penting sama sekali.
Kalau begitu, apa yang penting bagi Kompasiana? Ya, pertama, Adminlah. Kedua, iklan pemerkasa, peremaja, pengaya, dan lain-lain yang bikin matamu belalak. Itu sumber uang untuk menghidupi Kompasiana, termasuk untuk K-Rewards yang kamu idamkan itu.
Lha, kan ada uang langganan Kompasiana Premium Rp 25.000 per bulan per kompasianer. Eh, asal tahu saja, cuma sedikit kompasianer yang sudi melanggan Premium. Mayoritas gak sudi kehilangan kesempatan menikmati iklan-iklan yang nganu itu.
Karena itu jangan pernah protes iklan. Dia lebih penting ketimbang dirimu.Â