Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Pada Suatu Pagi di Kebalen Surakarta

24 Mei 2023   18:38 Diperbarui: 25 Mei 2023   07:25 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menara antena pancar Radio PTPN tampak dari Jalan Wentar, Kebalen (Dokpri)

Sisi kiri dan kanan jalan dipenuhi rumah-rumah gedung besar. Dulu, pada masa kolonial, kawasan ini adalah pemukiman tuan-tuan Belanda. Setelah kemerdekaan, muncul orang-orang Cina dan beberapa pribumj Jawa sebagai pemukim baru.

Sebuah rumah tua peninggalan Belanda yang tak berpenghuni di Jalan Saharjo, Kebalen (Dokpri)
Sebuah rumah tua peninggalan Belanda yang tak berpenghuni di Jalan Saharjo, Kebalen (Dokpri)

Satu lagi rumah tua tak berpenghuni di Kebalen (Dokpri)
Satu lagi rumah tua tak berpenghuni di Kebalen (Dokpri)

Sebagian dari rumah-rumah itu kini telah menjadi rumah tua kosong tanpa penghuni. Beberapa tak terawat dan mengalami pengeroposan di sana-sini.  Sayang sekali, rumah-rumah bersejarah terlantar begitu.

Di antara yang masih terawat, terdapat rumah keluarga I.J. Kasimo, pahlawan nasional, pendiri Partai Katolik, mantan Menteri Pertanian, juga mantan Menteri Perdagangan pada masa Orde Lama. Beliau antara lain terkenal dengan Kasimo Plan, rencana produksi pangan di Sumatera Timur dalam tiga tahun (1948-1950).

Tampak depan rumah keluarga I.J. Kasimo, pahlawan nasional, di Kebalen (Dokpri)
Tampak depan rumah keluarga I.J. Kasimo, pahlawan nasional, di Kebalen (Dokpri)

Tampak depan Asrama Guru dan Karyawan Marsudirini, dulunya tangsi Belanda (Dokpri)
Tampak depan Asrama Guru dan Karyawan Marsudirini, dulunya tangsi Belanda (Dokpri)

Lalu ada juga gedung asrama guru dan karyawan Marsudirini. Menurut tuturan orang-orang tua, gedung asrama itu dulunya adalah Tangsi Belanda.

Tak terasa, langkah kakiku pagi itu sudah mencapai ujung selatan gang pemukiman tempatku singgah.

Aku segera belok kanan, menyusur gang, kembali ke rumah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun