Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Mahasiswa versus Gubernur: Kemiskinan Logika dalam Kritik Pembangunan Lampung

25 April 2023   08:54 Diperbarui: 26 April 2023   19:30 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, ketergantungan pada sektor pertanian. Bimo menyimpulkan Lampung "gak maju-maju" karena terlalu bergantung pada pertanian. Katanya produk pertanian itu vulnerable dan harganya ditentukan pusat. 

Itu kritik ahistoris. Sejarah pembangunan ekonomi Indonesia itu adalah transformasi dari pertanian ke industri (manufaktur dan jasa). Semua ekonomi daerah di Indonesia bergerak seturut garis transformasi itu di bawah paradigma modernisasi. Tak bisa lain.

Bahwa ada variasi tingkat transformasi antar daerah, ya, itu wajar. Ada yang pertanian masih dominan (umumnya Luar-Jawa Bali), tapi ada juga yang industrinya sudah dominan (umumnya Jawa Bali). 

Tapi jelas ada kemajuan, setidaknya bila diukur dari kontribusi sektor pertanian terhadap PDB. Secara nasional, menurut data BPS, kontribusi sektor pertania terhadap PDB Nasional tahun 2022 (Tw II) adalah 12.98 persen. Itu urutan ketiga kontribusi terbesar setelah sektor industri dan pertambangan.

Jadi bahkan pada tingkat nasional Indonesia masih sangat bergantung pada sektor pertanian. Bagusnya, di masa pandemi pertanian tampil sebagai penyangga yang mengindarkan ekonomi Indonesia dari keterpurukan.

Lalu seberapa besar ketergantungan Lampung pada sektor pertanian? Bimo menyebut data kontribusi pertanian 40 persen -- tapi tak dijelaskan kontribusi apa. Jika yang dimaksud adalah kontribusi terhadap PDB Lampung, maka dia telah mengutip data yang salah. Karena itu argumennya gugur.

Data BPS menunjukkan kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap PDB Lampung adalah 27.90 persen tahun 2022 atau turun dari 28.36 persen tahun 2021. Artinya ada kemajuan dalam transformasi ekonomi, bukan?

Secara khusus kontribusi sub-sektor tanaman pangan tahun 2022 masih dominan yaitu 9.03 persen. Tapi angka ini juga sudah turun dari 9.30 persen tahun 2021. Artinya tetap ada kemajuan.

Mengkritik ekonomi Lampung terlalu tergantung pada sektor pertanian dengan demikian menjadi irrelevan karena mengabaikan proses transformasi (ad ignorantum). 

Jika mau mengritik pertanian, mestinya Bimo membahas keterbelakangan teknologi dan kelembagaan pertanian di sana. 

Serta mengungkap ketimpangan struktural, misalnya dalam akses terhadap tanah dan sumber-sumber lain, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi mayoritas petani kecil di sana relatif stagnan.

Resistensi Gubernur yang Juga Cacat Logika 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun