Karena rasa bersalah, setahun kemudian gadis itu mengaku sebenarnya dia dihamili pemuda tetangganya. Warga desa menyesal lalu sujud mohon maaf kepada Rahib itu, sekalian meminta kembali anak tadi. "Baiklah," kata Rahib itu, lalu memberikan anak itu kepada ibunya.Â
Apa moral anekdot itu? Kehilangan nama, kata de Mello, Â tak beda dengan kehilangan kontrak yang mau ditandatangani dalam mimpi. (eFTe)
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!