Jika dibaca komentar-komentar atas unggahan konten Deddy itu, maka tampak kecenderungan untuk  mendukung atau sepakat dengan penilaian Deddy. Penilaian bahwa  Dalai Lama melakukan pelecehan seksual kepada anak kecil, suatu tindakan instingtif yang tak bermoral dan, karena itu, salah.
Dari perspektif pejuang keadilan sosial (social justice warrior), boleh jadi penilaian Deddy dianggap sebagai pengungkapan kebobrokan moral Dalai Lama pada statusnya sebagai tokoh Buddha. KontenDeddy boleh jadi dianggap sebagai keberanian dan, karena itu, heroik.
Tapi, sekadar bertanya kritis, dari sisi logika penarikan kesimpulan, apakah penilaian Deddy itu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya?
Ada indikasi bahwa penilaian Deddy mengandung cacat logika (logical fallacy) yang berakar pada sikap etnosentrisme. Etnosentrisme adalah penilaian atau penarikan kesimpulan atas perilaku (pikiran, perkataan, dan tindakan) individu dari entitas budaya lain berdasarkan ukuran-ukuran normatif dari entitas budaya sendiri atau dari entitas budaya luas (nasional, regional, internasional).Â
Ringkasnya, etnosentrisme itu berarti menilai tindakan orang lain dari posisi sebagai "orang luar", menggunakan perspektif yang diyakini sendiri, tanpa mempertimbangkan perspektif pelaku tindakan itu (sebagai "orang dalam").
Ada dua hal penting yang diabaikan Deddy ketika menyimpulkan tindakan Dalai Lama sebagai bentuk pelecehan seksual terhadap anak laki-laki secara terbuka di ruang publik.
Pertama, Deddy merujuk hanya pada satu klip video pendek yang hanya menampilkan momen pelukan, Â cium sentuh bibir, dan saling unjuk lidah antara Dalai Lama dan seorang anak laki-laki.Â
Dari video klarifikasi yang kemudian beredar, sangat jelas video itu telah diedit dari sebuah rekaman video yang lebih lengkap. Pengeditan semacam itu adalah kekerasan atau kejahatan terhadap data.
Untuk mengetahui peristiwa dan konteks secara lebih utuh, Â silahkan cermati unggahan konten YouTube JigJag berikut.
Klip video yang juga disertakan Deddy dalam konten YouTube-nya telah menutupi  peristiwa dan konteks seutuhnya. Juga terkesan dibuat dan diedarkan untuk menggiring opini publik bahwa Dalai Lama telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki, pedofil, dan immoral.