Bukan. Ini bukan tentang seorang perempuan lugu Meksiko. Gadis telenovela ayu pada lakon si cantik Thalia.
Itu Marimar.
Ini tentang Miramar. Beda.
Ya, Miramar. Sebuah nama dari di ranah Minang. Nama untuk sebuah restoran Padang.
Aku pertama kali melihatnya di kota Siantar. Pada suatu hari Minggu di tahun 1974. Menjelang siang.Â
Kelas satu SMP aku kala itu. Murid baru di Seminari Menengah Christus Sacerdos Siantar. Itu sekolah berasrama untuk calon pastor Katolik.
Hari itu kelasku dipandu dua orang senior ke pusat kota. Â Jalan kaki. Â Hanya untuk mengenalkan kota Siantar.
Saat menyusuri trotoar Jalan Sutomo, jalur pecinan, di situlah kulihat restoran itu. Terselip di antara toko-toko orang Cina.
Nama "Miramar", dengan huruf merah, tertera di bagian atas fasadnya. Juga di bagian atas kaca depannya.Â
Agak gelap kaca depan itu. Tapi tak terlalu gelap untuk menutupi isi bufet makanan di baliknya Â