Timbul pertanyaan. Kalau "Kata Pengantar" memberi indikasi isi skripsi, lantas apa bedanya dengan ringkasan (summary) dan abstrak (abstract) skripsi?
Bedanya, "Kata Pengantar" tidak eksplisit menyampaikan hasil dan kesimpulan penelitian skripsi. Hanya menyampaikan indikasi-indikasi hasil penelitian.Â
Tambahan, pada "Kata Pengantar" bisa ditambahkan penghargaan atau ucapan terimakasih kepada orang-orang dan atau organisasi yang telah mendukung terlaksananya penelitian skripsi.Â
Sedangkan ringkasan dan abstrak adalah "miniatur" struktur dan isi laporan penelitian atau skripsi. Di situ secara ringkas (ringkasan, 1-2 halaman) atau sangat ringkas (abstrak, 1 paragraf) disampaikan apa masalah, tujuan, metode, hasil, dan simpulan penelitian skripsi. Ditambah beberapa kata kunci (keywords), khusus pada abstrak.
***
Sebenarnya struktur isi dan urgensi "Kata Pengantar" suatu skripsi sangat tergantung pada gaya selingkung (inhouse style) yang berlaku di sebuah Perguruan Tinggi.
Perguruan Tinggi di Indonesia umumnya menggunakan struktur ala Turabian di atas. Menggabungkan paparan indikatif tentang isi skripsi (alasan, latar-belakang, lingkup, tujuan) dan ucapan terimakasih.Â
Tapi sepanjang istilahnya adalah "Kata Pengantar", maka penggunaan kalimat doa syukur kepada Tuhan sebagai kalimat pertama tetaplah sebuah kesalahan.Â
Alasannya, dalam struktur isi "Kata Pengantar" hal yang harus dikedepankan adalah pernyataan perihal isi skripsi itu.
Sebab "Kata Pengantar" skripsi itu mengantarkan hasil penelitian ke khalayak pembaca. Bukan semacam "Kata Sambutan" yang lazim diawali dengan ucapan syukur pada Tuhan.Â
Kecuali gaya selingkung misalnya memisahkan "Kata Pengantar" dari "Ucapan Terimakasih". Itu bisa saja.