Bukannya tak boleh. Boleh-boleh saja. Apalagi dalam konteks masyarakat Indonesia yang konon sangat religius.Â
Tapi jelas ucapan terimakasih (acknowledgments) bukanlah isi yang terpenting dalam "Kata Pengantar" sebuah skripsi.
***
Lantas, apa yang seharusnya menjadi isi "Kata Pengantar" sebuah skripsi?
Saya kutipkan saja patokan dari Kate L. Turabian dalam bukunya, A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Dissertations (Chicago: The University of Chicago Press, 1969). Buku ini merujuk pada gaya tulis selingkung yang dibakukan University of Chicago Press dalam buku A Manual of Style (Chicago: University of Chicago Press, 1964) -- gaya selingkung tertua (sejak 1891).
Buku klasik karya Turabian itu dulu saya wajibkan untuk dibaca mahasiswa (S1, S2, S3) peserta kuliah "Metode Penelitian Sosial".
"Kata Pengantar" skripsi, juga tesis dan disertasi, kata Turabian memuat hal-hal berikut:
"... alasan melakukan penelitian, latar-belakangnya, lingkup, dan tujuannya, serta ucapan terimakasih atas bantuan pribadi dan institusi selama proses penelitian dan penulisan" (Turabian, 1969: 4).
Perhatikan empat isi pokok "Kata Pengantar" skripsi -- di luar ucapan terimakasih -- menurut Turabian:
- Alasan penelitian: hal-hal obyektif (saintifik) dan subyektif (pengalaman pribadi) yang mendorong pelaksanaan penelitian;
- Latar belakang penelitian: fakta empiris ataupun teoritis yang menjadi konteks penelitian;
- Lingkup penelitian: teba, aras, dan pumpunan aspek dan masalah penelitian;
- Tujuan penelitian: target capaian teoritik atau empirik penelitian, baik itu bersifat eksplanatif (kuantitatif) maupun deskriptif (kualitatif).
Paparan tentang alasan, latar-belakang, lingkup, dan tujuan penelitian itu harus dianggit semenarik mungkin. Sehingga calon pembaca tertarik masuk ke dalam isi skripsi.
Bagaimanapun, intensi "Kata Pengantar" itu untuk mengundang pembaca. Agar tertarik membaca skripsi itu. Â