Lewat PGP selama 6 bulan, dengan keharusan mencerna isi 4 modul substantif, para guru penggerak ditargetkan mencapai penguatan kualifikasi berikut ini:
- Progresif: kemampuan pengembangan diri dan rekan guru secara mandiri.
- Maturatif: kemampuan membangun kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik;
- Inovatif: kemampuan kreatif dalam manajemen pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orangtua;
- Kolaboratif: kemampuan kerjasama dengan orangtua dan komunitas untuk pengembangan mutu sekolah dan kepemimpinan murid
- Inisiatif: kemampuan memimpin pewujudan visi sekolah yang berpihak pada murid sesuai kebutuhan komunitas sekitar.
Setelah lulus PGP, para guru penggerak itu akan menjalankan peran-peran pemimpin pembelajaran berikut:
- Penggerak komunitas belajar untuk rekan guru;
- Pengajar praktik pembelajaran bagi rekan guru;
- Pendorong kepemimpinan murid;
- Pemimpin diskusi dan kolaborasi pembelajaran antar guru;
Kalau menimbang peran tersebut, sejatinya menjadi guru penggerak itu berat. Sangat berat.Â
Kamu tidak akan kuat menjalaninya. Jika tak didasari idealisme yang kuat. Â Demi kemajuan pendidikan, sekolah, dan pelajar.
"Jalan Guru Penggerak" itu sudah berat sejak dari proses seleksi dan pendidikan yang mempersyaratkan kemandirian dan motivasi tinggi. Sampai ke proses pelaksanaan peran-peran guru penggerak yang mengandaikan determinasi tinggi.
Memang harus begitu. Sebab di pundak guru penggerak dibebankan tiga sukses ini:Â
- Implementasi paradigma merdeka belajar;
- Transformasi ekosistem pendidikan dari kerja ke komunikasi;
- Pembentukan profil pelajar Pancasila (beriman, kreatif, gotong-royong, kebinekaan, bernalar, mandiri).
Sukses terakhir ini, profil pelajar Pancasila, adalah salah satu tujuan Pemerintah Negara Indonesia merdeka: mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan yang sampai hari ini belum tercapai.
Berat, kan menjadi guru penggerak itu. Kalau gak kuat, jangan coba-coba. Jadi guru kok coba-coba.
***
Karena guru penggerak harus mengemban beban tanggung-jawab berat, wajarlah kalau mereka guru pilihan.
Proses seleksinya saja sampai dua tahap. Pertama penilaian CV dan esai. Lalu, kedua, simulasi mengajar dan wawancara.Â