Sayangnya, kapasitas itu tak pernah lagi terpenuhi sejak 2014.
Transisi Pertanian Padi Nasional
Jika tidak ada kebijakan dan program transisi dari padi inbrida ke hibrida, maka dikhawatirkan Indonesia mengalami rawan pangan tahun 2040-an. Â
Minimal  diperlukan transisi bertahap dari 100% padi hibrida (2022) menjadi 50% hibrida dan 50% inbrida (2050) akan menjamin ketahanan pangan.
Target tahun 2050, areal tanam padi hibrida 50% dari total luas panen 9.0 juta ha tahun, pada areal baku sawah 6.0 juta ha. Â
Dengan angka produktivitas padi hibrida 10 ton GKG/ha tahun 2025, Â maka areal 4.5 juta ha akan menghasilkan 45 juta ton GKG atau setara beras 28.8 juta ton. Â
Lalu dari 4.5 juta ha padi inbrida dihasilkan 23.5 juta ton GKP atau setara beras  15.1 juta ton. Â
Dengan demikian total produksi beras adalah 43.9 juta ton. Surplus 2.9 juta ton dari kebutuhan konsumsi Indonesia (41 juta ton) tahun 2050. Â
Angka produksi beras 43.9 atau 45 juta ton itu bisa ditetapkan sebagai angka psikologis ketahanan pangan nasional tahun 2045 (100 tahun merdeka) sampai 2050. Â
Target itu tak mustahil tercapai. Pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi, sudah memiliki komitmen transisi ke pertanian padi hibrida sebagai solusi ketahanan pangan. Â
Tinggal kini menunggu langkah kongkrit Bappenas sebagai perencana dan Kementan sebagai pelaksana mendayagunakan potensi stakeholder padi hibrida nasional.. (eFTe)