Orang Batak Toba memberi nama untuk anaknya sebagai ungkapan doa dan harapan. Agar nasib anak itu dan keluarganya kelak sebagus namanya.
Nama yang dimaksud di sini adalah nama asli Batak. Diambil dari kasanah bahasa Batak sendiri. Bukan nama pinjaman dari Kitab Suci semisal Josua (p -pria), Mateus (p), Ruth (w -wanita), Elisabet (w). Atau pinjaman dari Barat seperti Hitler (p), Kennedi (p), Rosmeri (w), dan Juliana (w).
Ada sejumlah kata asli Batak yang lazim digunakan sebagai nama bagi anak laki dan perempuan. Antara lain Uli seperti pada Rouli (w) dan Parulian (p). Â Tiur seperti pada Tiurlan (w). Ria seperti pada Lamria (w). Ris seperti pada Risma (w) dan Paris (p).
Tergolong paling lazim adalah nama anak yang menggunakan kata dasar uli. Begini arti dan variasi penggunaannya.
***
Kata uli memiliki banyak arti dalam bahasa Batak Toba. Tergantung konteks kalimat, artinya bisa beda, tapi makna dasarnya tetap sama yaitu "hal baik/kebaikan". Â
Senarai maknanya begini:
- Â cantik (paras) -- namarbaju na uli (gadis yang cantik);
- baik (perilaku) -- pangalaho na uli (perbuatan yang baik);
- bagus (kinerja) -- uli ula-ulana (bagus hasil kerjanya);
- indah (pemandangan) -- tao na uli (danau yang indah);
- senang, pemurah  (hati) -- uli rohana (senang/pemurah hatinya);
- rezeki, nafkah (penghasilan), untung -- dapatan uli (memperoleh rezeki/nafkah/untung);
- karunia, berkah (dari Yang Maha Kuasa) -- sai dapotan uli ma ho sian Debata (semoga kau mendapat karunia/berkah dari Tuhan).
Demikian sejumlah pengertian atau arti kata uli.
Kata  uli itu tergolong kosa kata penting dalam budaya Batak Toba. Karena itu kerap muncul dalam umpasa, petitih Batak.
Salah satunya berbunyi begini. Â "Pinantikkon ma hujur di dolok ni tapian. Manang tudia pe hita mangalakka, sai dapot ma parsaulian."
Artinya: "Ditancapkan tombak di hulu sungai. Kemanapun kita melangkah, selalu mendapat rezeki."
Sekarang, bagaimana variasi penggunaan kata uli sebagai nama anak?
***
Penggunaan kata uli sebagai nama anak, perempuan dan laki-laki, bisa hanya menggunakan kata dasar itu. Semisal Uli Panjaitan (boru Panjaitan).
Tapi penggunaan kata itu sebagai nama lazimnya menggunakan awalan dan/atau akhiran. Semisal awalan [pa(r)-], [ma(r)-] dan [na-] serta akhiran [-an]. Â
Atau digabung dengan kata lain sebagai "awalan" atau "akhiran". Semisal [ra-] atau [ro-] -- ra, semoga; ro, datang.
Berikut adalah senarai variasi dan makna nama anak Batak Toba dengan kata dasar uli:
- Parulian (p/w) -- anak laki-laki/perempuan yang menjadi berkah rezeki bagi keluarga; anak laki-laki/perempuan yang akan mendapat hidup sejahtera.
- Parsaulian (p/w) -- (sama dengan Parulian).
- Hotmauli (p/w) -- anak laki-laki/perempuan yang hidupnya tetap/selalu (hot) terberkati, penuh rezeki dan kebaikan. Â
- Maruli (p) -- anak laki-laki yang berhati baik, mendapat rezeki/karunia, dan sejahtera dalam hidupny.
- Marulitua (p) -- anak laki-laki yang mendapat berkat (tua) karunia/rezeki.
- Rauli (w) -- anak perempuan yang semoga menjadi berkah dalam kehidupan.
- Rouli (w) -- anak perempuan yang lahir (datang) sebagai  berkah/karunia/rezeki/kebaikan.
- Romauli (w) -- (sama dengan Rouli).
- Nauli (w) -- anak perempuan yang cantik dan baik budi. Orang Batak yang keminggris kadang memelesetkan nama ini menjadi Nowly.
- Taruli (w) -- anak perempuan yang terberkati, hidupnya kelimpahan rezeki.
- Mauli (w) -- anak perempuan yang menjadi berkah yang indah dalam kehidupan.
- Sauli (w) -- anak perempuan yang segala hal pada dirinya menjadi berkah, rezeki, kebaikan, dan keindahan bagi semua.
- Saulina (w) -- (sama dengan Sauli).
- Marsaulina (w) -- (sama dengan Sauli)
Demikianlah sejumlah nama anak yang menggunakan kata dasar uli dalam masyarakat Batak Toba. Nama-nama yang indah, bukan?
***
Sejauh ini belum ada data yang menunjukkan bahwa nama-nama yang berakar pada kata uli itu digunakan juga oleh etnis lain.
Tapi sebenarnya bagus saja sih kalau nama-nama itu diadopsi juga oleh etnis lain. Sebab maknanya baik.
Setidaknya orang Jawa dan Sunda mungkin bisa mengadopsi nama-nama itu. Sebab ada juga padanannya dalam kasanah nama-nama anak dalam kedua etnis itu. Ada nama Ayu, Rahayu, Ayuning, dan Endah pada etnis Jawa. Atau Euis dan Iis pada etnis Sunda.Â
Coba pikirkan paduan nama ini. Mauli Ayuningtyas, Euis Nauli, Joko Parulian, dan Asep Marulitua. Bagus, kan?
Orang Batak sendiri sudah banyak mengadopsi nama antara lain nama Jawa. Teman sekolahku di sebuah SMAN di Toba tahun 1970-an ada yang bernama Darsono, Darto, dan Kartini.
Ada sisi baiknya saling adopsi nama antar etnis bangsa Indonesia. Itu bisa menjadi bentuk pertukaran nilai budaya antar kelompok-kelompok etnis. Menjadi perekat bagi bangsa Indonesia yang majemuk. (eFTe)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H