Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

[Sosiologi Kuburan] Alasan Orang Batak Tempo Dulu Bunuh Diri

12 November 2022   06:54 Diperbarui: 15 November 2022   06:29 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di balik keindahan Tanah Batak ini, ada derita kemiskinan dan kehilangan orang terkasih yang dapat memicu rasa putus asa (dok. Facebook Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir/via kompas.com)

Artinya, "Bunuh diri itulah. Kan kucari kasihku. Jangan kau sesali kelak.  Aku anak si miskin ini."

Lelaki itu merasa dirinya tiada guna. Sudah miskin, gagal di rantau orang, ditinggal kawin pula oleh kekasih.

Lebih baik mati saja. Katanya diujung ratapan: "Asa tung sombu sombu ma roham tu au da ito." "Biar puas, puaslah hatimu padaku kekasih."

Kedua, kemiskinan yang tak tertanggungkan lagi.

Niat kuat bunuh diri akibat kemiskinan yang sedemikian parah, tak tertanggungkan, secara telanjang terbaca dalam lirik lagu Nangkok Au hu Dolok (Naik Aku ke Bukit) karya komponis Nahum Situmorang. 

Subyek lagu itu sedemikian miskinnya. Tak ada orang lain dalam komunitasnya yang seburuk itu nasibnya. Sehingga dia  merasa bukan bagian dari komunitas itu.

Tak kuat menanggung derita akibat kemiskinannya, subyek lagu itu kemudian berteriak kepada alam agar nyawanya dicabut saja.

Katanya dalam nada putus asa yang luar biasa,  "Sintakkon au da porhas. Lingkuppon au sombaon. Buatton au da begu. Unang hutaon na songonon."

Artinya, "Sambarlah aku ya petir. Lenyapkanlah aku ya dewa. Ambillah aku ya hantu. Agar ku lepas dari derita ini."

Kata-kata seperti itu mencerminkan kekalahan subyek terhadap hidup. Dengan segala derita kemiskinan, baginya mati lebih baik ketimbang hidup. 

Begini lirik lagu itu selengkapnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun