Poltak masih bertahan dengan kesadarannya dalam pusaran air di dasar Situmurun.
Dia masih mendaraskan doa dalam hati. "Tuhan kasihanilah aku."
Poltak sungguh mengharap Yesus turun dari salib-Nya. Lalu berjalan di atas air danau dan menjulurkan tangan-Nya mengangkat tubuhnya dari bawah air.
Sekurangnya, dia berharap, Tuhan mengirim malaikatnya. Terbang dari Surga lalu menyelam ke dasar Situmurun untuk menolong dirinya
Itu kira-kira seperti seekor elang melesat terjun ke danau, lalu terbang kembali ke udara dengan seekor ikan dalam cengkeramannya.
Tapi tak ada Yesus datang berjalan di atas air. Tak juga malaikat turun dari langit ke Situmurun.
Sementara itu di permukaan  danau dan di atas kapal terjadi kepanikan.
"Poltak tenggelam! Tenggelam!" Binsar dan Bistok berteriak-teriak sambil menangis.
"Buntora! Badia! Hisar! Menyelam kalian! Cari Poltak di bawah!" Tulang Juangsa memberi perintah dari haluan sambil melepas pakaiannya.
Tiga anak Binangalom itu langsung menyelam ke dasar air terjun. Mereka sudah terbiasa melakukannya. Sudah paham cara keluar dari pusaran air di bawah.