Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Duka-lara di 8 dari 14 Tahun Kompasiana

23 Oktober 2022   21:12 Diperbarui: 24 Oktober 2022   06:46 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pehape K-Rewards. Engkong dijanjikan akan mendapat K-Rewards ternyata Admin cuma pehape. Engkong sedih. Sudah tua, kok ya masih di-pehape. Jadi teringat kisah lara di masa muda.

Pelecehan humor. Artikel humor -- bukan tentang humor -- agaknya terbilang paling tak dihargai Admin Kompasiana. Jarang, sangat jarang HL. 

Dulu sub-kanal "Humor" malah sempat dihilangkan. Itu pelecehan yang bikin Engkong meradang zonder menerjang. 

Untunglah "humor" kemudian muncul lagi di kanal "Life".  Masih jauh dari harapan Engkong yang mengusulkan "humor" masuk kanal "Fiksiana". 

Tapi, ya, lumayanlah. Sudah syukur ada lagi "rumah humor" di Kompasiana. 

Penggusuran novel. Ini yang paling bikin sakit hati. Engkong lagi asyik-asyiknya menganggit novel Poltak, eh, rumahnya digusur dari kanal "Fiksiana". Sekarang gak ada lagi sub-kanal "Novel". 

Akibatnya Poltak terpaksa mengungsi ke dalam kanal "Fiksiana" langsung. Itu sama saja masuk fasilitas "tenda umum" untuk pengungsi. Sedihlah. 

Pemblokiran akun teman. Ini menyedihkan. Kalau akun teman kompasianer diblokir lantaran mengagihkan 5 artikel fitnah atau provokasi berbasis hoaks, okelah. Bisa diterima.

Tapi jika akun diblokir  lantaran mengagihkan 5 artikel plagiat, nah, itu layak dipertanyakan. Bukan karena Engkong toleran pada plagiator. Bukan. Tapi karena reliabilitas alat ukur  plagiasi/plagiat yang digunakan Admin -- seperti tercantum dalam  "Ketentuan Konten" Kompasiana -- menurut Engkong kurang bisa dipertanggung-jawabkan.

Engkong tiba pada kesimpulan itu setelah memeriksa dua artikel seorang kompasianer yang akunnya diblokir. Jika dugaannya plagiasi, dan ukurannya adalah ketentuan konten, maka dua artikel itu mestinya tak tergolong plagiat.

Mungkin Engkong salah periksa. Tapi tak ada salahnya bila Admin meninjau-ulang alat ukur plagiat itu. Agar tak sampai menghukum seseorang yang sejatinya tidak bersalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun