Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan Jakarta yang Baik Hati di Kereta Malam Jayabaya

24 Agustus 2022   15:14 Diperbarui: 24 Agustus 2022   20:19 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah makan malam?" "Hati-hati barang bawaan." "Share loc, ya?" 

"Istirahat, ya." "Awas, jangan ketiduran." Lho, gimana,sih? Disuruh istirahat tapi dilarang ketiduran.

"Jangan sampai kelewatan Stasiun Senen, ya." Lha, Stasiun Senen kan perhentian terakhir.

Yah, begitulah. Namanya juga orangtua cemas melepas anak belajar mandiri jalan malam. Kalau kamu tak cemas, berarti kamu dari bilangan yang terbiasa meliarkan anak di malam hari.

Tepat pukul 00.00 WIB -- itu tengah malam, lho -- Poltak dan Berta berangkat dari Gang Sapi menuju Stasiun Senen Jakarta.  Hujan rintik-rintik membasahi Jakarta.  Jalanan lancar tanpa macet sedetik pun.  

"Kita layak berterimakasih kepada Pak Anies atas jalan yang bebas kemacetan ini," kata Poltak pada istrinya. Iyalah, hal baik harus disyukuri.

"Jangan ngebut. Jalanan terlalu lancar. Nanti terlalu cepat kita tiba di Stasiun Senen," kata Berta.

Mobil sudah dipacu selambat mungkin tapi Poltak dan Berta masih terlalu cepat tiba di Stasiun Senen.  Mobil masuk parkiran stasiun tepat pukul 00.45 WIB. Masih harus menunggu 45 menit lagi.

Tiurma sudah share loc sejak dari Cikarang. Berta dan Poltak sibuk memantau pergerakan kereta api Jayabaya. Di handphone masing-masing, tentu saja.

"Ini kereta jalannya kok lelet, ya," protes Berta.

"Gak, apa-apalah. Yang penting dia masih di atas rel," kata Poltak tak menjawab protes. Sebab protes tak perlu dijawab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun