Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ke Pekan Raya Jakarta 2022, Gembira tapi Waspada

15 Juli 2022   11:50 Diperbarui: 16 Juli 2022   06:25 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekan raya itu panggung gembira. Di manapun di dunia ini. Tak terkecuali di Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2022 yang kini sedang digelar.

Setiap penjual dan pengunjung PRJ, entah dia belanja atau tidak, adalah pelakon panggung gembira. Semya gembira dengan cara masing-masing.

Ibu-ibu gembira memuaskan mata menjelajah isi lapak peralatan dapur, pernak-pernik kamar tidur, dan busana modis indah murah meriah. Itu kesempatan menguras isi dompet, kartu debit, atau kartu kredit suami secara legal.

Anak-anak gembira memuaskan mata menjelajah lapak mainan, makanan bermicin, ciki-cikian, dan aneka gula-gula. Kesempatan untuk merayu, merajuk, dan merengek minta jajan pada orangtua. Kalau perlu, temper trantum sekalian. 

Anak muda gembira memuaskan mata menjelajah isi lapak gadged, elektronik, otomotif, kosmetika, aksesoris,  dan aneka busana milenial. Kesempatan untuk bisa tampil gaya dan keren dengan modal relatif kecil.

Bapak-bapak gembira memuaskan mata menjelajah efek samping rok mini, tank top, you can see, V-neck, sampai backless. Hal-hal yang mungkin sudah lama hilang dari pandangan matanya di dalam rumah. 

Tapi di tengah segala kegembiraan itu, bagaimanapun artikulasinya, pengunjung mesti tetap waspada di PRJ. Kalau tidak, kegembiraan bisa berubah jadi kesedihan, kekesalan, dan sesal.

***

Ada sejumlah sikap waspada yang penting diterapkan saat berkunjung ke PRJ. Ini berdasar pengalaman sendiri pada PRJ tahun ini (2022) dan tahun-tahun sebelumnya.

Waspada rayuan maut para penjaja. Kalau sedang di PRJ, abaikan rayuan maut para penjaja, entah itu sales promotion girls (SPG) atau sales promotion boys (SPB). "Boleh kakak"; "Barang bagus murah kakak"; "Mari kakak, ada diskon besar". Itu adalah contoh ujaran-ujaran yang anggap saja gak dengar.

Sekali tergoda rayuan, maka budget belanja bisa membengkak. Tadinya kamu, wahai lelaki paruh baya, gak mau beli sarung tangan pemotor. Eh, kamu beli karena gak tahan rayuan SPG. Dirayu lagi, eh, kamu beli helm juga. Padahal di rumah kamu gak punya sepeda motor. Bakalan apa, coba.

Untuk mencegah kejadian macam itu, sebelum ke PRJ, pastikan dulu daftar belanjaan di rumah. Lalu setialah pada daftar itu saat di PRJ. Jangan sampai membelu sesuatu yang diinginkan tapi gak dibutuhkan. 

Waspada tipuan persen diskon besar. Jangan langsung tergiur pada tawaran diskon besar. Misalnya diskon 50-80 persen. Pasti ada masalah di balik tawaran menggiurkan macam itu.

Kemungkinan pertama, barang ada cacatnya, atau sudah turun mutu. Misalnya panci agak penyok atau lapisan teflonnya tergores. Baju jahitannya gak simetris, salah ukuran, atau stok dari tahun-tahun sebelumnya. Gadged item display yang sudah rada bonyok dipencet-pencet pengunjung. 

Kemungkinan kedua, harga barang sudah didongkrak dulu. Baru kemudian didiskon besar. Kalau dicermati, angka diskon sebenarnya mungkin cuma 10-15 persen. Itu ambang turun harga jika tawar-menawar di toko reguler.

Saya pernah beli rantang kecil stainless merek ternama di PRJ. Saat kebetulan mampir ke sebuah toko di kawasan Santa, Jl. Mogonsidi Jakarta Sekatan, eh, di situ harganya lebih murah. Weh, sambel kecut bikin cemberut!

Agar tak termakan tipuan diskon besar, maka sebelum ke PRJ cek dulu harga-harga di internet. Nanti bisa dibanding dengan harga diskon di PRJ. Kalau harga di PRJ sama dengan harga di internet, atau cuma lebih murah 10-15 persen, berarti itu diskon tipu-tipu.

Waspada barang cacat. Di PRJ itu banyak barang cacat dijual. Kompensasinya, ya, diskon besar itulah. Karena itu pembeli harus cermat periksa barang yang akan dibeli. Timbang-timbang harga murahnya dengan cacat yang ada. Kalau masih terhitung worth it, ya, silahkan belilah. 

Barang cacat itu lazim ditemukan di lapak peralatan dapur/makan dan lapak busana siap pakai. Catat peralatan dapur lazimnya penyok, baling halus, tergores, dan asimetrik. Cacat busana lazimnya bolong, jahitan lepas, jahitan takrapih, noda, salah ukuran, dan kancing copot. 

Maksudnya gini. Kalau sudah tahu cacatnya, lalu tetap beli, nanti gak nyesel saat pulang ke rumah. Kan udah sadar kalau beli barang cacat.

Tapi, kalau dipikir-pikir, ngapain juga jauh-jauh ke PRJ, bayar tiket masuk dan parkir mahsl pula, kalau cuma untuk beli barang cacat. Ah, entahlah. Motif orang kan beda-beda, ya.

Waspada jumlah item barang belanjaan. Karena murah, pengunjung kerap main borong barang. Pembeli ramai pula. Antrian di kasir memanjang dan melebar.

Hal macam itu biasanya terjadi di lapak pakaian. Nah, kudu waspada. Setelah bayar di kasir, jangan langsung ngacir. Cocokkan dulu struk pembelian dan fisik pakaian yang dibeli. Apakah jumlah dan jenis item sama? Kalau jumlahnya kurang, atau item beda, langsung konfirmasi ke kasir.

Lha, kalau item belanjaannya lebih banyak, gimana? Yah, itu sih terpulang pada kualitas moral masing-masing, ya.

Waspada harga makanan. Lazimnya, setelah lelah muter-muter sambil nenteng belanjaan, tiba waktunya jajan di lapak aneka makanan. Nah, di sini kudu waspada. Tanya dulu harga, baru pesan. Biar gak merasa "dicangkul" saat bayar. Kan, rusak kegembiraan kalau kejadian begitu.

Harus diingat, harga makanan di PRJ itu pasti dimahalin. Mengingat penjual harus bayar mahal sewa lapak dan lain-lain. Tapi kalau "nyangkul"-nya gak kira-kira, ya, makanan yang sudah kadung ditelan kan jadi susah keluarnya.

Waspada penipu di ATM.  Nah, ini baru saya alami hari Rabu (13/7/2022) yang lalu.  Sewaktu mengambil uang tunai -- untuk pegangan saja -- di salah satu ATM bank swastayang tak terlalu ramai  di komplek PRJ, seorang lelaki paruh baya menghampiri.  

"Bisa tolong saya untuk masukin uang, Pak?" tanyanya.  "Tidak!" jawabku tegas.  Saya ingat petuah ini "Kalau gak mau duit hilang, jangan pernah menolong atau ditolong siapapun di ATM."  Penipu di ATM beraneka modusnya.  Kita pikir semua baik-baik saja, eh, ternyata uang di tabungan sudah raib.

Sebenarnya cukup pakai logika sederhana saja. Mesin ATM itu ada di komplek PRJ yang sedang gelaran.  Logikanya orang ke ATM, ya, untuk ambil duit buat belanja.  Bukan untuk memasukkan duit.  Nipu kok gak pake logika, ya. Mentang-mentang saya sudah beruban, dikira sudah pikun kali. 

***

Nah, itu beberapa kewaspadaan yang perlu dijaga saat belanja dan gembira di PRJ.  Jangan pernah lengah, terutama di hari-hari terakhir PRJ yang pasti akan banjir pengunjung. Jangan sampai kegembiraan hilang karena merasa tertipu atau terpedaya.

Terakhir, sebelum keluar dari arena PRJ jangan lupa mendukung warga Betawi yang menjadi penjaja kuliner khas Betawi di sekitar jalan atau pintu keluar.  Ada tiga kuliner khas Betawi yang dijajakan di situ:  kerak telor, dodol, dan bir pletok. Harganya standar, tidak dimahalin amat. Kerak telor misalnya Rp25,000 per porsi (telur ayam) sampai Rp 30,000 per porsi (telur bebek).

Tiga jenis kuliner itu adalah "penanda genuine" yang masih tersisa di Pekan Raya Jakarta, sejak era Pasar Gambir di kawasan Monas/Stasiun Gambir.

Saya selalu membeli dua atau setidaknya satu dari tiga jenis kuliner khas Betawi itu.  Rasanya, tidak sah untuk bilang "Saya baru dari PRJ", tapi tak makan kerak telur atau dodol Betawi, atau tidak menenggak bir pletok.  (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun