Pekan raya itu panggung gembira. Di manapun di dunia ini. Tak terkecuali di Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2022 yang kini sedang digelar.
Setiap penjual dan pengunjung PRJ, entah dia belanja atau tidak, adalah pelakon panggung gembira. Semya gembira dengan cara masing-masing.
Ibu-ibu gembira memuaskan mata menjelajah isi lapak peralatan dapur, pernak-pernik kamar tidur, dan busana modis indah murah meriah. Itu kesempatan menguras isi dompet, kartu debit, atau kartu kredit suami secara legal.
Anak-anak gembira memuaskan mata menjelajah lapak mainan, makanan bermicin, ciki-cikian, dan aneka gula-gula. Kesempatan untuk merayu, merajuk, dan merengek minta jajan pada orangtua. Kalau perlu, temper trantum sekalian.Â
Anak muda gembira memuaskan mata menjelajah isi lapak gadged, elektronik, otomotif, kosmetika, aksesoris, Â dan aneka busana milenial. Kesempatan untuk bisa tampil gaya dan keren dengan modal relatif kecil.
Bapak-bapak gembira memuaskan mata menjelajah efek samping rok mini, tank top, you can see, V-neck, sampai backless. Hal-hal yang mungkin sudah lama hilang dari pandangan matanya di dalam rumah.Â
Tapi di tengah segala kegembiraan itu, bagaimanapun artikulasinya, pengunjung mesti tetap waspada di PRJ. Kalau tidak, kegembiraan bisa berubah jadi kesedihan, kekesalan, dan sesal.
***
Ada sejumlah sikap waspada yang penting diterapkan saat berkunjung ke PRJ. Ini berdasar pengalaman sendiri pada PRJ tahun ini (2022) dan tahun-tahun sebelumnya.
Waspada rayuan maut para penjaja. Kalau sedang di PRJ, abaikan rayuan maut para penjaja, entah itu sales promotion girls (SPG) atau sales promotion boys (SPB). "Boleh kakak"; "Barang bagus murah kakak"; "Mari kakak, ada diskon besar". Itu adalah contoh ujaran-ujaran yang anggap saja gak dengar.