Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ibu dan Bapak Guru, Kembalilah ke Papan Tulis

24 Juni 2022   12:54 Diperbarui: 25 Juni 2022   04:30 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengajar dengan media papan tulis. Siapa yang tak jatuh cinta pada papan tulis jika begini?  (Foto: lovepik.com)

Itulah terorisme akademik.  Guru menghamburkan peluru materi ajar secara digital kepada murid.  Murid menjadi panik dan stres karena terpapar begitu banyak bahan ajar yang dia tak paham apa gunanya, kecuali untuk bikin otaknya overheat.  

Pengajaran telah menjadi tindak terorisme. Kelas telah berubah menjadi ajang teror. Guru telah menjadi teroris. Murid menjadi korban teror. Maka semakin diperlukan kehadiran guru bimbingan dan konseling, para psikolog, di sekolah.

Begitulah. Ketika proses ajar di kelas masih mengandalkan papan tulis sebagai media ajar, rapport optimal antara guru dan murid bisa dibangun.  Proses ajar di situ adalah tindakan komunikatif menuju kesepahaman bersama.

Ketika proses ajar di kelas, atau luar-kelas (off-classroom) mengandalkan aplikasi digital sebagai media ajar, maka rapport antara guru dan murid cenderung diabaikan.  Proses ajar di situ adalah tindakan kerja menuju pencapaian target sepihak yaitu target guru sebagai ujung tombak sekolah dan kementerian pendidikan.

Jadi, cukup jelas kiranya, mengapa saya mengajak ibu dan bapak guru untuk kembali mendaya-gunakan potensi, kalau bukan "keajaiban", papan tulis sebagai media ajar di ruang kelas.  Papan tulis itu efisien, efektif, dan memuaskan sebagai media pembangun rapport dan komunikasi di ruang kelas.

Bukannya saya menolak media ajar digital.  Tidak. Tetap mesti digunakan, tapi sebagai pelengkap bagi media papan tulis.

Ibu dan bapak guru, tentu hal-hal yang telah saya sampaikan itu adalah opini pribadi.  Berdasarkan pengalaman sendiri dan pengamatan, termasuk pengamatan atas diskusi para guru dan curahan hati mereka di grup perpesanan dan media sosial.

Saya tidak berpretensi bahwa opini saya pasti benar. Karena itu, jika ada rekan guru yang tak sependapat, silahkan menyampaikan tanggapan atau bantahan.  Sebab kalau ada yang tak sependapat, saya pasti akan bertanya balik, "Bagaimana pendapatmu?" (eFTe)

                                   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun