Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Diri Sendiri adalah Instrumen Anti-Plagiat Terbaik

21 Mei 2022   22:38 Diperbarui: 22 Mei 2022   08:43 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi,  terlepas kamu bisa berempati atau tidak, tetap saja plagiasi itu kejahatan hina.  Jika terbongkar, dan biasanya begitu, maka habislah nama baiknya, bahkan karirnya.

Silahkan ketik "profesor doktor plagiat" pada peramban Google, maka kamu akan dapatkan berita dosen dan mahasiswa plagiat di berbagai kampus di Indonesia. Saya tak ingin memberi contoh di sini. 

Tapi jelas diberitakan kredibilitas dan karir mereka runtuh. Mereka menjadi contoh bagi pepatah tua "Karena  nila setitik, rusak susu sebelanga."

Ah, sudahlah. Tak usah pikirkan mereka. Pikirkanlag tentang dirimu, bagaimana caramu agar terhindar dari perbuatan jahat itu. 

***

Caranya sederhana. Kuatkan potensi diri sebagai instrumen anti-plagiasi. Gampang, kan?

Jangan tanya tipnya bagaimana. Sumpeh, gue gak punya tip.

Tapi saya bisa bagikan sesuatu yang bisa dibilang my way. Bukan untuk diteladan, ya.  Sekadar contoh saja. 

Beginilah caraku:

  • Memilih dan menggunakan sudut pandang beda dari yang lazim untuk menganalisis dan menulis tentang satu topik. Ambil contoh tentang kinerja Timnas Sepakbola Indonesia di SEA Games 2021.
  • Memperlakukan semua tulisan tentang Timnas Indonesia sebagai data tekstual (dokumen), bukan teks rujukan. Konsekuensinya data tekstual mesti disarikan dan diolah, tidak dikutip mentah begitu saja.
  • Membiarkan imajinasi lepas mengelana, tapi dalam koridor ikhwal Timnas Indonesia. Itu akan menyumbang keunikan terhadap sistematika dan isi tulisan.
  • Menghindari teknik kliping untuk membangun tubuh tulisan. Misalnya, mencomot paragraf-paragraf dari berbagai tulisan tentang Timnas Indonesia. Itu jelas jebakan plagiat. Juga "jembatan keledai" yang hanya dilalui "keledai".
  • Menggunakan gaya bahasa dan diksi yang telah menjadi signature sendiri. (Ini gayaku!)  Dengan begitu, kemungkinan plagiasi dipersempit.

Nah, kalau sudut pandang sudah beda, teks tulisan lain telah diperlakukan sebagai data, teknik kliping dihindari, dan pakai gaya bahasa sendiri, maka kemungkinan plagiasi akan tereliminasi.

It works. Setidaknya begitu pengalaman saya sejauh ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun