Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Air Keruh Membersihkan

18 April 2022   10:48 Diperbarui: 18 April 2022   12:30 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi air sawah keruh (Foto: pixabay.com via bri.co.id) 

Jadi, makna metaforis ungkapan aek na litok paiashon itu adalah "kita tak harus menjadi orang suci dulu baru boleh menyatakan kebenaran".  Lelaki sintua tadi tidak perlu suci dulu baru boleh berkotbah di hadapan umat.

Sebab sekeruh apapun hatimu, sekeruh apapun pikiranmu, pasti ada kebaikan di dasarnya. Kebaikan itu akan berlipat-ganda jika dibagikan kepada  orang lain. Entah itu dalam bentuk teguran atau nasihat kepada sesama, sekadar menunjukkan sesuatu yang benar atau salah. 

Saya juga menulis artikel ini atas prinsip aek na litok paiashon. Saya pikir, dan semoga kamu sepakat, itu lebih baik ketimbang "mengail di air keruh", bukan? (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun