Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indikasi Cacat Logika dan Etika pada Argumen Pemecatan Dokter Terawan

8 April 2022   15:07 Diperbarui: 9 April 2022   05:17 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua UMUM PB IDI Dr. Adib Khumaidi, Sp.OT dalam RDP dengan Komisi IX DPR RI (Foto: Rengga Sancaya via detik.com)

Keempat, kewajiban setiap dokter menjunjung tinggi kesejawatan; setiap dokter wajib memperlakukan sejawat sebagaimana ia ingin dperlakukan (Pasal 18).

Argumentasi Dokter Rianto secara spesifik dimaksudkan sebagai bukti penguat untuk menyimpulkan pelangaran etik tersebut pertama.  Dia mengungkap sedikitnya lima kelemahan mendasar disertasi Dokter Terawan, untuk menunjukkan bahwa disertasi itu tidak dapat diterima sebagai dasar ilmiah untuk penerapan IAHF sebagai terapi stroke.

Pertama, penggunaan dosis kecil heparin dalam IAHF/DSA hanya efektif mencegah pemampetan bekuan darah, tapi tidak efektif merontokkan gumpalan darah penyebab stroke di otak.

Kedua, penelitian  IAHF/DSA tidak memiliki kelompok uji pembanding sehingga cacat secara prosedural karena tidak memenuhi kaidah desain penelitian.

Ketiga, tolok ukur keberhasilan yang digunakan adalah parameter pengganti yang tak seharusnya digunakan yaitu pelebaran pembuluh darah pasien.  Harusnya menggunakan parameter terstimoni perasaan pasien, misalnya bisa menggerakkan tubuh secara bebas.

Keempat, dasar penentuan 75 subyek relawan sebagai sampel penelitian  tidak jelas. 

Kelima, penelitian disertasi itu hanya menggunakan prosedur diagnostik untuk prosedur terapeutik.

Intinya, berdasar aegumentasi Dokter Rianto, maka Dokter Terawan dinilai telah melanggar etika kedokteran karena  telah mengumumkan dan menerapkan teknik atau terapi IAHF yang belum teruji kebenarannya secara ilmiah.

***

Walaupun isi argumen Dokter Rianto mungkin benar secara ilmiah, argumen itu menjadi cacat logika jika digunakan sebagai dasar untuk menyimpulkan bahwa Dokter Terawan telah melanggar etika kedokteran.  

Ada dua alasannya.  Pertama, disertasi Dokter Terawan adalah murni hasil riset ilmiah/akademik , bukan riset dalam rangka uji klinis IAHF/DSA. Pada saat sidang ujian Doktor di Unhas, promotor/penguji juga sudah menegaskan bahwa prospek penerapan IAHF harus didasarkan pada riset uji klinis.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun