Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Apa Balasan Ungkapan Mauliate dalam Bahasa Batak Toba?

17 Februari 2022   16:01 Diperbarui: 27 November 2022   13:04 77090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh stiker "Mauliate", diambil dari satu grup perpesanan.

Ungkapan Mauliate  terbentuk dari dua kata, uli dan ate. Uli berarti berkah, baik, atau indah. Ate artinya hati. Jadi ungkapan Mauliate itu berarti "berhati penuh berkah", bermakna syukur dari penerima untuk "kebaikan hati" pemberi. 

Sekaligus ungkapan Mauliate itu bermakna doa pengharapan dari penerima, agar pemberian itu menjadi jalan kelimpahan berkah bagi pemberi. 

Ungkapan Nauli dengan demikian sangat tepat sebagai jawaban untuk ucapan Mauliate.  Sebab ungkapan itu bermakna doa dari pihak pemberi, agar pemberian itu juga menjadi jalan berkah bagi penerima.

Jadi pasangan ungkapan  Mauliate - Nauli adalah ungkapan saling-mendoakan keberkahan antara kedua pihak, pemberi dan penerima.  Dalam konteks itu, pemberian telah dipahami sebagai benih kemaslahatan (seed of welfare).  Dengan itu rezeki bertumbuh di kedua belah pihak.

Hal terakhir ini bisa dipahami secara lebih baik dengan merujuk teori Macel Mauss tentang makna "pemberian" (The Gift, London: Cohen & West Ltd, 1970).  Pemberian kepada orang lain adalah benih harapan penerimaan.  Suatu saat, pemberi akan menerima kembali balasan dalam bentuk pemberian yang "lebih besar". Artinya, benih telah tumbuh dan berbuah.

Dalam masyarakat Batak Toba, teori Mauss itu terbaca dalam konteks pertukaran pemberian antara hula-hula (pemberi istri) dan boru (penerima istri). Hula-hula memberi sipanganon (makanan) berupa dengke arsik (ikan mas arsik) kepada boru-nya. 

Dengke itu simbol berkah, agar boru mencapai hamoraon-hagabeon-hasangpon (kekayaan, keturunan, kemuliaan). Melekat pada dengke itu adalah hauma pauseang, sebidang sawah sebagai modal ekonomi. 

Akan tiba masanya, boru kemudian membawa pemberian kepada hula-hula, yaitu sipanganon berupa juhut na tabo (daging babi yang enak).  Itu adalah balasan berupa pemberian yang "lebih besar", sebagai simbol hamauliateon (rasa terimakasih) boru atas berkat dari hula-hula.

Jika disederhanakan dalam bentuk percakapan, maka dialog pemberian dari hula-hula kepada boru pada paparan di atas adalah sebagai berikut:

+Hula-hula:  "Di son hupasahat hami ma hu  borunami, ima dengke sahat, asa sahat hamu hu panggabean." (Di sini kami hantarkan kepada boru kami, ikan keberhasilan, agar kamu berhasil mencapai kemakmuran.)

-Boru: "Mauliate ma di hula-hulanami." (Terimakasih kepada hula-hula kami.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun